Siapa dari Lo yang bercita-cita jadi ahli di suatu bidang tertentu? Cuung!
Pertanyaannya lo udah tahu belum step-step apa yang perlu lo ambil?
Kali ini gue akan bahas soal hal-hal yang harus diketahui dan dilalui seseorang untuk berprogress jadi seorang ahli.
Simak yaa…
***
Apakah lo pernah ngelihat seorang yang pakar di sebuah bidang, terus lo ngebatin, “Enak ya dia udah jago ngerjain hal itu,” Atau lo ngelihat temen lo yang jago misalnya dalam melakukan sesuatu.
Nah pernah nggak lo berpikir apakah seseorang itu emang dapat keahlian dari lahir, ibaratnya dia tercipta dengan jenius?
Meskipun mudah untuk menunjukkan siapa yang ahli dan bukan, namun menyetujui definisi formal keahlian nggak selalu mudah.
Apakah soerang ahli adalah yang paling banyak tahu? Apakah ahli artinya melakukan tindakan dengan baik? Dan pada titik manakah seseorang berubah dari sekadar ahli dalam sesuatu jadi ahli yang bonafid?
Atau lo pernah bertanya-tanya ga, kapan seseorang disebut sebagai ahli. Kapan kita bisa naik pangkat nih dari kemampuan yang biasa-biasa aja ke ke kemampuan yang jadi semakin ahli?
Nah, Klikers…
Seseorang bisa dikatakan ahli saat ia sudah berada pada posisi puncak suatu keahlian tertentu dan dalam bidang tertentu. Bidang keahliannya juga akan sangat berbeda-beda, dan bisa sangat spesifik. Biasanya mereka yang diberi anugerah kecerdasan dari lahir kita sebut sebagai jenius, sementara mereka yang menguasai sesuatu karena serangkaian pengalaman dan kerja keras yang nggak sebentar sampai disebut ahli.
Ada beberapa hal penting syarat dari disebut sebagai ahli yang perlu lo tahu, yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan presetasi dibandingkan orang biasa. Artinya lo baru akan dianggap ahli kalau lo punya serangkaian pengetahuan, keterampilan dan prestasi. Kalau Lo jadi seorang ahli, lo harus jadi salah satu individu yang paling berpengetahuan di bidang yang lo kuasai. Lo juga perlu memiliki keterampilan yang mumpuni bahkan unggul di antara lainnya. Keterampilan itu sering kali bisa dipelajari, tetapi juga bisa aja dipengaruhi oleh bakat dan kemampuan alami. Terakhir, kalau lo adalah orang yang memiliki keahlian biasanya punya prestasi yang jauh di atas dan melampaui apa yang dilakukan orang pada umumnya.
BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN?
Nah pertanyaannya, berapa lama waktu yang lo butuhin untuk disebut sebagai ahli?
Lo mungkin pernah denger tentang 10.000 jam terbang untuk bisa disebut ahli? Atau kalau gua hitung sama dengan 417 hari lo berlatih skill itu tanpa putus. Artinya, kalau lo mau jadi ahli pada suatu bidang, lo harus berlatih selama 417 hari selama 24 jam nonstop. Tapi kan nggak mungkin kita nggak istirahat. Kalau lo berlatih katakanlah dua jam sehari, berarti butuh berapa lama? Yaps 10.000 dibagi 2 jam perhari, sama dengan 5000 hari lo harus latihan. Terus 5000 hari itu berapa tahun? 15 tahun! Belum lagi kalau lo ambil libur diwaktu weekend, ya udah berarti makin banyak lagi waktu yang dibutuhkan.
Mungkin Lo kepikiran, dari mana kesimpulan 10.000 jam terbang itu perlu dilalui untuk naik level dari level pemula ke level ahli?
Istilah 10.000 jam terbang ini awalnya dari sebuah penelitian pada tahun 1993. Para peneliti menemukan bahwa pemain biola paling sukses di akademi musik udah menghabiskan rata-rata 10.000 jam untuk berlatih alat musik mereka pada usia 20 tahun. Gue bayanginnya kalau mereka berlatih 8 jam sehari bahkan di pada hari sabtu minggu secara disiplin. Seenggaknya butuh waktu 3–4 tahun untuk memenuhi 10.000 jam.
Lo mungkin pembaca buku Malcomm Gladwel yang laris manis berjudul Outliers. Malcolm Gladwell menciptakan ungkapan “aturan sepuluh ribu jam”. Gladwell mengamati misal musisi hebat macam The Beatles kemungkinan menghabiskan sekitar 10.000 jam berlatih bermain musik selama awal 1960-an. Bill Gates udah berlatih 10.000 jam untuk mempraktikkan pemrograman sebelum dia menciptakan Microsoft. Menurut Gladwell, seseorang bisa jadi ahli di hampir semua bidang selama bersedia mencurahkan 10.000 jam untuk mendalami subyek yang diharapkan.
10.000 Jam Mitos atau Fakta?
Bener ga sih kalau kita menghabiskan 10.000 jam bisa benar-benar menjamin bahwa kita akan jadi seorang ahli?
Ide untuk bisa jadi expert dengan menghabiskan 10.000 jam itu itu sangat populer di mana-mana, tetapi seberapa benar sih anggapan tersebut dari sudut pandang ilmiah?
Nah gue coba cek ricek di beberapa penelitian.
Anders Ericsson dari University of Florida yang menuliskan tentang The New Science of Expertise meneliti berbagai ahli dari semua lapisan termasuk bidang-bidang seperti catur, olahraga, musik, dan kedokteran. Dia juga peneliti lagi dari studi yang diambil sama Gladwell tentang 10.000 jam.
Ericsson menemukan ada beberapa salah kaprah dengan prinsip “aturan sepuluh ribu jam”:
Pertama, penelitian Gladwel kan berdasarkan pemain biola di akademi music yang biasa menghabiskan waktu bermain biola, terbiasa bermain biola aja tetap bukan artinya langsung jadi ahli. Dengan kata lain, para pemain biola itu adalah pemain hebat, tapi itu nggak berarti mereka ahli dalam bermain biola. Nah, kemudian, Ericsson menyimpulkan kadang-kadang perlu sekitar 20.000 hingga 25.000 jam orang benar-benar bisa jadi ahli dalam suatu keterampilan. Jadi 10.000 ribu jam aja nggak cukup gaes.
Kedua, nggak semua keterampilan itu sama. Beberapa keterampilan membutuhkan waktu kurang dari 10.000 jam untuk mencapai tingkat ahli, sementara yang lain membutuhkan lebih banyak. Jadi tergantung keterampilan apa yaa Klikers.
SIAPA AJA BISA JADI PAKAR
Ericsson percaya bahwa apa yang membedakan seorang amatir dan ahli adalah adanya latihan terus menerus yang disengaja alias deliberate practice. Latihan dapat membantu orang jadi terampil dalam suatu tugas, tetapi untuk mendapatkan keahlian yang lebih tinggi, perlu banget latihan untuk terus meningkatkan kemampuan dan melewati batas melakukan sesuatu dengan biasa-biasa aja.
Latihan yang disengaja ini, seperti namanya, ya perlu disengaja. Maksudnya gimana? Maksudnya perlu ada perencanaan, tujuan, dan guru yang berkualitas. Bukan Cuma latihan asal-asalan. Bukan Cuma seadanya. Tapi latihan yang bertujuan untuk terus meningkatkan kapabilitas.
Meluangkan waktu 10.000 jam untuk melatih hal yang sama berulang kali nggak akan cukup untuk jadi seorang ahli yang sebenar-benarnya. Sebaliknya, latihan yang disengaja, terarah dan fokus pada tujuan lah yang akan memperluas kemampuan Lo di luar zona nyaman lo. Jadi latihan yang disengaja dan nggak asal-asalan adalah apa yang harus Lo kejar jika lo ingin mendapatkan keahlian di bidang apa pun itu.
CARA JADI PAKAR, GA BISA KALAU MAGERAN.
Butuh Kerja Keras
Meskipun aturan 10.000 jam lebih merupakan mitos psikologi populer daripada ilmiah, ada satu aspek yang bener yaitu jadi ahli membutuhkan waktu yang panjang. Orang yang jadi ahli di bidang apa pun mau nggak mau pasti mencurahkan banyak waktu, energi, dan kerja keras untuk mempelajari dan mempraktikkan keterampilan mereka. Jika Lo ingin menguasai sesuatu, Lo harus bersedia meluangkan waktu. Mungkin nggak perlu tepat 10.000 jam, bisa lebih, bisa kurang, tetapi itu akan memakan banyak waktu. Itu aturan mainnya, luangkan waktu yang panjang.
Butuh Latihan yang Disengaja
Satu studi menemukan bahwa dari segala jenis upaya yang dilakukan para pemenang, latihan yang disengaja adalah yang paling efektif. Menariknya, latihan yang disengaja juga dinilai sebagai teknik belajar yang paling nggak menyenangkan dan paling sulit. Sebab, deliberate training tentu butuh fokus dan kedisiplinan yang tinggi, diakui atau nggak, faktanya nggak semua orang punya komitmen internal yang bagus.
Mereka yang bisa mendisiplinkan diri dalam latihan-latihan panjang, fokus pada tujuan, terbukti memiliki karakter tingkat tinggi yaitu ketangguhan mental. Para peneliti menemukan ketangguhan mental inilah rahasia para ahli agar dapat bertahan dengan latihan yang disengaja. Mereka yang memiliki ketangguhan mental mampu bertahan dan fokus pada tujuan jangka panjang, lebih kuat untuk tetap berpegang pada latihan yang sulit dan tampil lebih baik selama kompetisi.
Apakah Cuma latihan yang disengaja aja cukup?
Apa lagi yang mungkin penting dalam pengembangan keahlian?
Dibutuhkan Tantangan
Latihan emang sangat penting buat ngembangin suatu keterampilan, tetapi jadi seorang ahli butuh tantangan terus-menerus untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik, belajar lebih banyak, dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Hanya melatih keterampilan yang sama berulang kali akan membuat Lo baik di bidang tersebut, tetapi nggak selalu jadi ahli.
Psikolog pendidikan Vygotsky punya konsep pembelajaran penting yang dikenal sebagai zona perkembangan proksimal. Zona ini mencakup keterampilan yang berada di luar tingkat kemampuan Lo saat ini. Meskipun Lo mungkin belum dapat melakukan hal-hal ini sendiri, Lo dapat mencapainya dengan bantuan seorang mentor yang lebih terampil. Dengan terus-menerus meraih keterampilan baru ini, menguasainya, dan kemudian secara bertahap memperluas zona pengembangan diri Lo, Lo dapat belajar dan mengembangkan kemampuan diri Lo.
Jadi seorang ahli membutuhkan latihan terus-menerus dalam zona perkembangan proksimal ini. Bahkan seudah Lo jadi sangat ahli dalam suatu keterampilan dalam domain tertentu, lo tetap butuh melakukan tantangan-tantangan baru. Karena ahli ga melakukan sesuatu dengan seadanya. Dia akan terus mengembangkan diri.
Kesimpulan
Klikers, meskipun kita sering berpikir bahwa kecerdasan lah yang membedakan antara para ahli dari kita semua, penelitian menunjukkan bahwa keahlian yang sesungguhnya bukan hasil bawaab, melainkan kerja keras. Beberapa orang mungkin dilahirkan dengan modal kecerdasan, fisik, termasuk akses ke fasilitas yang mereka butuhkan yang bikin mereka mencapai suatu keahlian dengan lebih mudah. Tetapi seriusan deh, menjadi seorang ahli membutuhkan usaha dan latihan, nggak peduli apa tingkat kemampuan alami Lo pada awalnya. Penelitian terus memperdebatkan apa yang dibutuhkan seseorang untuk jadi seorang ahli. Tapi, yang pasti, semuanya yakin bahwa untuk menjadi ahli membutuhkan waktu, latihan, dan dedikasi. Jadi untuk menjadi muda yang selalu bertumbuh setiap hari, percayalah waktu, latihan dan dedikasi sangat dibutuhkan untuk jadi seorang ahli. Semangaat!
REFERENSI
- Bourne, LE, Kole, JA, & Healy, AF. Expertise: Defined, described, explained. Frontiers in Psychology. 2014;5:186. DOI: 10.3389/fpsyg.2014.00186.
- Duckworth, AL, Kirby, TA, Tsukayama, E, Berstein, H, & Ericcson, KA. Deliberate practice spells success: Why grittier competitors triumph at the National Spelling Bee. Social Psychological and Personality Science. 2011;2(2):174–181. DOI: 10.1177/1948550610385872.
- Ericsson, KA & Pool, R. Peak: The New Science of Expertise. Boston:Houghton Mifflin Harcourt; 2016.
- Macnamara, B, Hambrick, DZ, & Oswald, FL. Deliberate practice and performance in music, games, sports, education, and professions: A meta-analysis. Psychological Science. 2014;25(8):1608–1618. DOI: 10.1177/0956797614535810.