Sudah Ketawa Belum Hari Ini?

klik.klas
6 min readFeb 16, 2021

--

Apakah Lo merasa hidup akhir-akhir ini terasa mulai tegang, bikin leher sakit dan pikiran cenat cenut?

Photo by Bernard Hermant on Unsplash

Kalau Lo merasakan ketegangan bisa jadi ada sumber stress yang signifikan dalam hidup Lo. Sumber stress atau kita sebut sebagai stressor, bisa macem-macem banget variasinya. Bisa dari hal-hal kecil yang mengganggu, sampai urusan besar yang nggak bisa kita abaikan begitu aja.

Tapi, ketika kita bisa menertawakan segala kepenatan hidup yang kita alami, gue rasa kita masih ada harapan untuk menghadapinya. Ketika kita bisa menertawakan hal-hal kurang menyenangkan yang pernah kita alami di masa lalu, kita bisa menghilangkan sedikit rasa sakit dari ingatan dan menggantinya dengan perasaan yang lebih menyenangkan, atau senggaknya dengan sedikit humor, ingatan itu nggak pahit-pahit amat.

Lo mungkin pernah mendengar sebuah keyakinan bahwa tertawa itu menyembuhkan. Meskipun secara ilmiah nggak selalu terbukti. Tapi, menertawakan sesuatu artinya ada sebuah perasaan positif, ada kemampuan untuk melihat sesuatu nggak hanya dari sisi buruknya aja, dan membawa sebuah harapan dalam hidup kita.

Tertawa karena merasa ada sesuatu yang menyenangkan, termasuk karena humor bisa banget mengalihkan perhatian kita dari masalah kita dan membuat Lo memiliki perspektif yang lebih manis dari sebuah pengalaman. Untuk itulah, banyak kutipan terkenal telah dituliskan tentang manfaat humor, seperti kata Mark Twain, penulis novel yang terkenal. “Umat manusia memiliki satu senjata yang sangat efektif dan hal itu adalah tertawa.” Twain ada benarnya, karena banyak banget penelitian yang mendukung hubungan antara humor dan berbagai hal positif yang terjadi setelahnya.

Menertawai sesuatu yang kita anggap menyakitkan bisa memberi efek positif, apalagi kalau kita menemukan teman untuk menertawai sesuatu itu dengan orang lain. Misalnya, Lo menemukan sekelompok teman, atau bahkan hanya satu teman baik, yang dapat berbagi beban dan berbagi tawa, bisa membuat beban Lo terasa berkurang ribuan kali.

Mempelajari cara supaya kita melihat sesuatu yang menyakitkan dengan sudut pandang yang lebih humoris dapat membuat kita lebih memaafkan diri sendiri dan orang lain. Bahkan, bisa jadi dapat membuat kita untuk bereaksi positif, terutama kalau kita membayangkan bahwa “suatu hari nanti” kita akan menertawakan hal ini, menertawakan semua rasa sakit yang kita anggap sakit, menertawakan semua kebodohan, menertawakan semua hal yang terjadi hari ini.

Salah satu tujuan utama menemukan humor dalam situasi stres adalah menggunakan humor untuk menciptakan jarak antara diri Lo dan stres yang Lo alami. Supaya diri Lo sama apa yang bikin stress itu ada jaraknya, nggak nempeel terus.

Menertawakan sesuatu dari situasi stres dapat membantu Lo menjaga perspektif dan mengingatkan diri sendiri bahwa apa yang Lo alami mungkin bukan hal terburuk yang pernah Lo hadapi.

Coba deh Lo evaluasi dalam menilai stres Lo pada skala dari 1, yang mewakili “sama sekali nggak membuat stres” hingga 10, mewakili “stress bangeeet”. Dengan kayak gini Lo akan memberi jeda untuk secara subjektif apakah bener perasaan sangat stress ini se-setress itu.

Lo sering dapat mengingatkan diri sendiri bahwa ini bukan stres yang paling Lo hadapi dan bisa aja segalanya lebih buruk.

Peran Humor dalam Melawan Stres

Apakah humor bisa mengatasi stress?

Photo by Lesly Juarez on Unsplash

Seperti yang gue bilang tadi, banyak banget penelitian yang bisa menyebutkan humor bisa membantu kita mengatasi stress secara tidak langsung. Salah satunya adalah membuat kita lebih rileks. Misalnya, dalam sebuah penelitian dilakukan oleh Abel pada tahun 2002. Peserta dikategorikan ke dalam kelompok selera humor tinggi atau rendah. Nah, mereka yang termasuk dalam kategori selera humor tinggi ternyata menilai stres dan kecemasan dengan lebih rendah.

Dampak humor pada stres juga diteliti dalam penelitian medis, dimana humor dipakai sebagai terapi pelengkap di antara pasien kanker (Bennett, Zeller, Rosenberg, & McCann, 2003). Setelah menonton video lucu, para pasien kanker mengatakan stres akan sakit kanker terasa berkurang secara signifikan. Hal ini sebuah pertanda baik, sebab stres biasanya tidak berkaitan dengan perilaku tertawa riang gembira. Jadi, kalau bisa tertawa dengan riang gembira — bisa jadi kamu sedang dalam kondisi yang lebih baik. Serunya lagi, bagi Lo yang memiliki tingkat humor yang lebih tinggi juga ditemukan memiliki fungsi kekebalan yang lebih baik (Bennett dkk., 2003).

Menggunakan Humor untuk Mengatasi Masalah Kesehatan

Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa humor bisa ngaruh juga ke kesehatan. Humor bisa meningkatkan kekebalan dan emosi positif, relasi lo sama orang lain, dan berkurangnya rasa sakit, (Gelkopf, 2011). Penelitian lain menunjukkan bahwa 85% pasien percaya bahwa humor membantu mereka menghadapi kenyataan dengan memberdayakan harapan (Herth, 1990). Dalam hubungan dokter dan pasien, di antara rasa sakit yang dirasakan pasien, humor ternyata bermanfaat bagi pasien, dokter, dan hubungan antara keduanya (Joshua, Cotroneo, & Clarke, 2005).

**

Tapi, Gue Nggak Humoris, Gimana Dong?

Bagi sebagian orang humoris udah bawaan karakter. Tapi, bukan berarti menjadi humoris nggak bisa dipelajari. Lo juga dapat meningkatkan kemampuan Lo untuk melihat sesuatu dengan lebih santai, sehingga ke depan, sikap humoris menjadi kebiasaan yang datang dengan lebih mudah dan otomatis. Kalau Lo ingin meningkatkan kemampuan Lo untuk menertawakan situasi yang membuat stres, tips berikut dapat membantu Lo untuk mengembangkan keterampilan ini lebih lanjut.

YUK, KETAWA!

Karena kita tahu humor memiliki segala macam manfaat luar biasa, demi kepentingan terbaik kita untuk memaksimalkannya sebanyak mungkin.

Kalau Lo merasa nggak cukup tertawa, berikut enam hal yang dapat Lo lakukan:

Coba deh, nonton atau dengarin stand-up comedy. Banyak comedian yang udang ngerekam atau ada banyak rekaman ulang. Atau Lo nonton video lucu. Setelah hari yang berat, rasanya sedikit lelucon bisa meringankan beratnya hari Lo. Cara kedua, Lo bisa meluangkan lebih banyak waktu di sekitar orang-orang yang seru dan lucu. Biasanya mereka secara nggak sadar pun bisa melontarkan jokes-jokes yang nggak terduga.

Terus gimana kalau jokes Lo lebih kea rah satir? Jangan biarin orang lain mendikte apa yang menurut Lo lucu. Kalau Lo memiliki selera humor satir, nggak apa-apa. Selama humor nggak bersifat agresif atau menyinggung sekelompok orang, lanjutkan dan tertawakanlah meme satir yang ada di internet.

Lo bisa juga membaca buku yang lucu. Banyak bahan bacaan tersedia baik genre komik atau bahkan novel, seperti genre tulisan Raditya Dika.

Selain itu, Lo bisa juga menertawai tingkah hewan peliharaan Lo. Coba deh bermain dengan hewan peliharaan. Kalau hewan peliharaan Lo sejenis kucing, Lo bisa juga mengajak main mereka dan merasa terhibur dengan tingkah gemasnya. Mereka mungkin melakukan keajaiban untuk membuat hati Lo tersenyum.

Bersikap kekanak-kanakan pada orang yang tepat juga bisa dilakukan. Lo bisa aja ngisengin temen Lo, atau Lo memutuskan untuk main bersama anak-anak di sekitar Lo dengan begitu kekanak-kanakannya. Kita boleh kok bersikap kekanak-kanakan, asal ga terus-terusan. Jangan takut untuk memeluk inner-child Lo meski Lo sudah beranjak dewasa. Orang dewasa sering merasa bahwa mereka harus selalu berperilaku “sesuai usia”. Namun, kalau bersikap konyol dan ceria membuat Lo bahagia di saat banyaknya tugas kuliah yang bikin suntuk, kenapa nggak dicoba?

Sepatah Kata dari Klik.Klas

Klikers, sebagai muda yang selalu bertumbuh setiap hari, bukan berarti Lo harus terus menerus serius. Kadang humor bisa membuat Lo lebih cepat bertumbuh menuju hal positif. Kok bisa? Karena, humor bisa banget menangkal stress yang ada di kehidupan Lo. Jadi, sudah tertawa bahagia hari ini?

Penulis

Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A

Fakhi merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Tahu lebih dalam tulisan lainnya di Instagramnya @fakhirah.ir

Referensi

Abel, M. H. (2002). Humor, stress, and coping strategies. Humor — International Journal of Humor Research, 15, 365–381.

Bennett, M., Zeller, J., Rosenberg, L., & McCann, J. (2003). The effect of mirthful laughter on stress and natural killer cell activity. Alternative Therapies in Health and Medicine, 9, 38–45.

Gelkopf, M. (2011). The use of humor in serious mental illness: A review. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 1–8.

Herth, K. (1990). Contributions of humor as perceived by the terminally ill. American Journal of Hospice and Palliative Care, 7, 6–40.

Joshua, A., Cotroneo, A., & Clarke, S. (2005). Humor and oncology. Journal of Clinical Oncology, 23, 645–648.

--

--

klik.klas
klik.klas

Written by klik.klas

Platform pengembangan diri di luar kelas yang asik. Mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk menjadi muda yang #SelaluBertumbuh setiap hari.

No responses yet