10 Langkah Saat Hadapi Kegagalan

klik.klas
8 min readApr 27, 2021

--

“Adakah di antara Lo yang sedang dalam fase takut mencoba lagi setelah sekian kali kegagalan yang Lo alami?”

Photo by Zohre Nemati on Unsplash

Adakah di antara Lo yang sedang dalam fase berjuang mengejar perguruan tinggi favorit Lo, setelah sebelumnya sempat gagal?

Adakah di antara Lo yang merasa kecewa berat dengan hidup Lo, setelah berkali-kali mengalami penolakan beasiswa?

Adakah di antara Lo yang merasa takut untuk meneruskan mimpi Lo, setelah berkali-kali mengalami penolakan dari ortu dan lingkungan sekitar Lo?

Atau, adakah di antara Lo yang ditolak pekerjaan yang sangat diidam-idamkan, karena Lo dianggap nggak memenuhi syarat?

Dan, adakah di antara Lo yang sedang merasa sangat gagal?

Gue tahu rasanya gagal itu seringkali dimulai dengan rasa pahit, asem, dan sepet, pokoknya nggak enak deh. Karena rasanya nggak enak banget, banyak orang yang berusaha keras untuk menghindari kegagalan, sehingga mereka nggak perlu merasakan rasa yang nggak menyenangkan dan menyakitkan ini, seperti rasa putus asa, gelisah, depresi, dan nggak berdaya.

Jika Lo sedang berada dalam fase ini dan nggak tahu gimana caranya untuk bangkit lagi. Gue mau bilang aja bahwa Lo nggak sendirian dan jangan menyerah untuk mencari cara keluar dari perasaan-perasaan menyakitkan ini. Beberapa di antaranya adalah Lo perlu memahami sebenarnya rasa sakit ini berasal dari mana, apakah ini berasal dari rasa lelah Lo yang bertumpuk-tumpuk setelah sekian banyak usaha. Atau, karena harga diri Lo yang terluka. Atau, karena Lo merasa kalah dibandingkan temen-temen Lo. Atau, apa yang sebenarnya menjadi sumber rasa sakit Lo?

Kenapa perlu menganalisis rasa sakit bersumber dari mana? Sebab, penting banget lho untuk untuk mengetahui bahwa ada hal-hal yang dapat Lo lakukan untuk merasa lebih baik. Mengetahui bagaimana menghadapi kegagalan dengan cara yang sehat menghilangkan sebagian rasa takut yang Lo alami dan itu bisa mengurangi rasa sakit sehingga Lo dapat bangkit kembali lebih baik dari sebelumnya.

Pertama, Menerima Emosi yang Lo Rasakan

Photo by Steve Halama on Unsplash

Kegagalan memang disertai dengan berbagai emosi malu, cemas, marah, sedih, berbagai perasaan yang nggak nyaman, dan gue yakin banyak orang akan melakukan apa saja untuk menghindari perasaan nggak nyaman ini. Jadi, lanjutkan dan terima emosi Lo. Akui perasaan Lo dan biarkan diri Lo merasa nggak enak dalam masa-masa ini. Beri label emosi Lo saat Lo membiarkan diri Lo mengalaminya.

Dua, Nggak Semua Cara Benar

Photo by Kind and Curious on Unsplash

Lo bisa aja ngomong ke diri Lo sendiri, “Gue sebenernya nggak apa-apa, jadi sebenarnya kegagalan ini nggak masalah buat gue,”. Saat Lo bicara seperti itu, Lo seakan-akan sedang mengecilkan dan menolak apa yang Lo rasakan. Tapi, nih yaa mencoba untuk nggak jujur dengan diri Lo bukanlah awal mula yang baik. Karena, kalau Lo sakit, misal demam, terus Lo nggak mengakui apa yang Lo rasakan, Lo nggak jujur dengan gejala-gejala yang Lo rasakan, gimana orang lain mau menolong diri Lo, atau gimana Lo bisa mencari pertolongan atas apa yang Lo rasakan. Mencari dan mendapatkan bantuan yang tepat dimulai dari penerimaan dan kejujuran dari apa yang Lo rasakan.

Saat rasa sakit begitu terasa, banyak orang mencoba melarikan diri dengan cara-cara yang nggak tepat. Lalu, gimana cara yang tepat menghadapi rasa sakit ini? Salah satu caranya adalah baca poin-poin selanjutnya, hehe.

Tiga, Berlatih Coping yang Sehat

Photo by Simon Berger on Unsplash

Coping / koping merupakan istilah yang kalau diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah cara yang Lo kembangkan untuk menghadapi berbagai hal dalam hidup Lo. Menurut Lazarus, coping terbagi menjadi dua jenis, pertama, saat Lo menghadapi peristiwa yang terjadi dalam hidup Lo pakai emosi dulu (emotional focused coping) atau Lo langsung focus mencari solusi dari masalah Lo (problem focused coping).

Mana yang lebih baik? Jawabannya, sangat tergantung kondisi dan situasinya. Lo bisa aja membutuhkan waktu untuk berdamai dengan emosi Lo dulu, Lo perlu menangis, Lo perlu melampiaskan emosi negatif Lo dulu, sebelum mencari solusi yang tepat. Tapi, ada juga situasi dimana Lo harus segera bertindak cepat, baru setelah itu Lo beristirahat dan menggali lebih dalam atas apa yang Lo rasakan.

Empat, Akui Keyakinan Irasional Tentang Kegagalan

Photo by Melanie Wasser on Unsplash

Lo bisa aja telah mengembangkan beberapa keyakinan irasional tentang kegagalan di beberapa titik dalam hidup Lo. Bisa Lo berpikir kegagalan berarti Lo buruk atau Lo nggak akan pernah berhasil. Atau bisa Lo berpikir nggak ada yang akan menyukai Lo jika Lo gagal.

Jenis keyakinan tersebut nggak akurat, dan dapat mencegah Lo melakukan hal-hal yang bisa nggak berhasil Lo lakukan. Buat poin-poin apa aja yang perlu dievaluasi untuk mengidentifikasi keyakinan irasional yang bisa memengaruhi perasaan dan perilaku Lo.

“Gue kayaknya nggak akan pernah bisa berhasil,”

Nah, kalimat kayak gini adalah sebutan kepercayaan irasional tentang kegagalan yang sering menjangkiti mereka yang sedang mengalami kegagalan. Keyakinan yang nggak rasional ini bisa meliputi perasaan dan pikiran-pikiran yang Lo yang selalu membisiki diri Lo bahwa kegagalan ini adalah bukti bahwa diri Lo emang nggak mampu, diri Lo nggak pernah berhasil dan lain sebagainya.

Bisikan-bisikan ini seringkali nggak rasional. Coba baca tulisan soal pikiran-pikiran yang menipu di sini.

Lima, Kembangkan Pikiran Realistis Tentang Kegagalan

Photo by Jack Sloop on Unsplash

Gue akan mengajak Lo main ke sebuah hasil penelitian Clinical Psychology Review tahun 2016 yang mereview dari 46 studi lainnya. Studi ini menunjukkan sebuah faktor penting yang membedakan apakah orang ini akan berhasil keluar dari kegagalan apa nggak. Faktor penting ini adalah ‘cara menjelaskan mengapa kegagalan yang dialami terjadi’ atau bahasa psikologinya gaya atribusi Lo terhadap kegagalan yang Lo alami.

Gaya atribusi ini kalau punya dua jenis, apakah Lo merasa bahwa kejadian itu disebabkan hal-hal eksternal, seperti orang lain, keadaan, dan bersifat universal. Atau, Lo menganggap sebuah kejadian beratribusi internal, alias, diri Lo lah yang bertanggungjawab atas kejadian itu. Cara yang sehat untuk menjelaskan kegagalan yang Lo alami adalah dengan nggak menggeneralisir bahwa kegagalan itu karena kesalahan Lo aja atau karena salah orang lain atau keadaan aja.

Misalnya, ketika Lo sedang dalam keadaan merasa nggak punya harapan atau nggak ada gunanya mencoba lagi, ubahlah pikiran Lo. Ingatkan diri Lo tentang pemikiran yang lebih realistis tentang kegagalan seperti:

“Kegagalan adalah tanda bahwa gue telah berhasil menantang diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang sulit.”

atau

“Gue ternyata belajar banyak dari kegagalan yang gue alami”

Lo bisa mengulangi kalimat-kalimat ini sebagai cara untuk menangkal pikiran negatif atau untuk memperkuat diri sendiri bahwa Lo dapat bangkit kembali.

Enam, Jangan Lari, Hadapi Dengan Tegar

Photo by Elijah Hiett on Unsplash

Klikers, mengalami kegagalan emang nggak enak. Tapi, Lo adalah pejuang dan kegagalan yang Lo alami adalah lencana dan symbol bahwa Lo telah berusaha. Kegagalan bukan aib. Kegagalan bukan sesuatu yang memalukan. Memalukan adalah saat seseorang nggak mau berjuang. Jadi, kalau memang Lo gagal, dan Lo harus bertanggungjawab atas kegagalan itu, hadapi dengan berani dengan berani resikonya.

Misal Lo gagal bisnis, Lo harus dengan muka tegak menghadapinya. Ketika Lo memikirkan kegagalan Lo, carilah penjelasannya, bukan alasannya. Identifikasi alasan Lo gagal dan akui apa yang dapat Lo lakukan secara berbeda di lain waktu.

Tujuh, Menguatkan Diri Dari Kisah Orang Lain

Photo by Thought Catalog on Unsplash

Lo bisa menelusuri jejak orang hebat di sekitar sana dan pengalaman jatuh bangun mereka. Lo pasti kenal dengan Thomas Alfa Edison, penemu bola lampu pertama di dunia, sampai Walt Disney tokoh seorang pioneer animasi di industri hiburan Amerika, dengan cerita kegagalan mereka yang menginspirasi. Coba Lo meluangkan waktu untuk mempelajari orang-orang terkenal yang gagal. Lo akan menemukan bahwa mereka jatuh berkali-kali dalam proses mereka menggapai mimpi-mimpi yang mereka perjuangkan. Pelajari apa yang mereka lakukan untuk bangkit kembali. Lo bisa mempelajari keterampilan yang dapat membantu Lo untuk menghadapi kegagalan, sampai mengambil inspirasi dari sana. Dengan banyak mendalami orang lain yang sukses Lo akan sampai di suatu titik pemahaman bahwa “kegagalan adalah sesuatu yang dihadapi oleh semua orang.”

Delapan, Tanyakan Pada Diri Lo Apa yang Dapat Lo Pelajari

Photo by qinghill on Unsplash

Kegagalan bisa menjadi guru yang hebat jika Lo terbuka untuk belajar. Apakah Lo melakukan kesalahan yang kedepannya perlu dihindari? Atau, apa cara yang perlu ditingkatkan lebih baik lagi?

Pikirkan tentang rencana perbaikan, misal apa yang dapat Lo lakukan dengan berbeda atau lebih baik di lain waktu. Kemudian, Lo akan memastikan kegagalan Lo telah menjadi pelajaran hidup yang membantu Lo mempelajari sesuatu. Alih-alih melihat kegagalan sebagai beban yang membebani Lo, lihatlah itu sebagai batu loncatan menuju tujuan Lo.

Sembilan, Buat Rencana untuk Maju

Photo by Estée Janssens on Unsplash

Setelah Lo mengidentifikasi kesalahan Lo dan di mana Lo dapat belajar dari kesalahan Lo itu. Langkah selanjutnya, Lo harus membuat rencana lanjutannya. Dari identifikasi apa yang belum berhasil, apa yang perlu ditingkatkan, mana yang harus dihindari dan lain sebagainya, harus difollow up menjadi action plan alias rencana aksi.

Ingatlah bahwa memikirkan kesalahan Lo berulang kali tanpa melakukan proses evaluasi dan rencana aksi akan membuat Lo terjebak dalam emosi negatif yang nggak berujung. Daripada berpikir terus menerus tentang kegagalan Lo mending Lo focus pada berpikir, “Apa yang perlu gue evaluasi dan rencana tindakan gue kayak apa,” Dengan pembelajaran baru Lo, pikirkan tentang apa yang akan Lo lakukan secara berbeda di lain waktu. Buat rencana aksi yang akan membantu Lo menjadi lebih bertumbuh.

Sepuluh, Hadapi Ketakutan Lo akan Kegagalan

Photo by Benjamin Davies on Unsplash

Jika Lo telah menghabiskan sebagian besar hidup Lo untuk menghindari kegagalan, akan terasa sangat menakutkan ketika hal itu akhirnya terjadi. Namun, menghadapi ketakutan ini (daripada lari) bisa menjadi kunci untuk mengurangi ketidaknyamanan. Ini disebut terapi paparan atau exposure therapy.

Berlatihlah untuk keluar dari zona nyaman Lo. Lakukan hal-hal yang bisa membuat Lo ditolak atau coba hal-hal baru yang bisa membuat Lo gagal. Seiring waktu, Lo akan belajar bahwa kegagalan nggak seburuk yang Lo bayangkan. Ini akan membantu Lo belajar menghadapi ketakutan Lo akan kegagalan dengan cara yang produktif.

Sepatah Kata dari Klik.Klas

Photo by the blowup on Unsplash

Klikers, kegagalan menjadi momen paling menyakitkan dan melemahkan buat diri Lo. Tapi, nggak ada salahnya berteman dengan kegagalan sejak dari pikiran. Nggak ada manusia di muka bumi ini yang nggak pernah gagal. Jadi, gagal adalah teman semua orang. Jangan takut untuk mengalami hal ini dan jangan takut untuk bangkit. Oh ya, jika Lo kesulitan yang nggak bisa Lo pecahkan setelah gagal dalam suatu hal, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Selamat bertumbuh.

Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya

Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas. Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.

Tentang Penulis

Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A

Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir

Tulisan Lahir Dari Tulisan Orang Lain

Johnson J, Panagioti M, Bass J, Ramsey L, Harrison R. Resilience to emotional distress in response to failure, error or mistakes: A systematic review. Clinical Psychology Review. 2017;52:19–42. doi:10.1016/j.cpr.2016.11.007

Nelson N, Malkoc S, Shiv B. Emotions know best: the advantage of emotional versus cognitive responses to failure. J Behav Decis Mak. 2017;31(1):40–51. doi:10.1002/bdm.2042

--

--

klik.klas
klik.klas

Written by klik.klas

Platform pengembangan diri di luar kelas yang asik. Mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk menjadi muda yang #SelaluBertumbuh setiap hari.

No responses yet