Saat Malas Menguasai, Mari Lakukan 8 Tips Ini

klik.klas
8 min readMay 26, 2021
Photo by elizabeth lies on Unsplash

Kita semua pasti akan tiba pada periode waktu ketika kita merasa kurang energik dan berjuang untuk menemukan motivasi. Hal ini biasa terjadi pada saat-saat tertentu, misal saat pekerjaan sedang sibuk-sibuknya, atau sedang banyak-banyaknya tugas. Tetapi ketika momen-momen ini mulai menjadi lebih sering atau berlangsung untuk jangka waktu yang lebih lama, Lo mungkin mulai melihat diri Lo sendiri dengan perasaan yang kurang nyaman. Pada fase ini, bisa aja, tujuan Lo menjadi kurang penting, Lo merasa sulit untuk merasa terinspirasi, dan Lo mungkin mulai bertanya-tanya apakah Lo mampu menyelesaikan target Lo. Pada titik tertentu, Lo bisa aja bahkan mulai melabel diri Lo sendiri dengan sebutan pemalas.

Jika Lo merasa malas atau nggak produktif, Lo nggak sendirian. Survey pendapat di AS menunjukkan bahwa 80% orang yang menetapkan resolusi Tahun Baru akan gagal mencapai tujuan yang mereka inginkan. Apakah membuat tujuan merupakan hal yang salah? Nggak. Hanya saja pertanyaannya adalah apa yang membuat banyak orang begitu sulit untuk bertahan, tetap produktif, dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan?

Ada banyak hal yang dapat menghalangi produktivitas dan pencapaian tujuan Lo, yang pada akhirnya membuat Lo melihat diri sendiri sebagai “pemalas”, misalnya hambatan bersifat situasional atau ternyata berasa dari internal seperti pola pikir atau metode Lo.

Mengapa kita bisa terserang rasa malas saat sedang mencapai tujuan?

Kurang Memahami Apa Sumber Kemalasan Lo

Photo by Dollar Gill on Unsplash

Untuk membuat kemajuan nyata dan keluar dari pola lama “malas” yang Lo alami, Lo perlu mengenali apa yang mungkin mempengaruhi ketidakmampuan Lo untuk mencapai tujuan atau membuat Lo merasa kurang produktif daripada yang Lo inginkan.

Apakah hal-hal yang mempengaruhi produktivitas Lo adalah Lo merasa gagal? Jadi, apa yang Lo anggap sebagai “malas” mungkin sumber masalahnya adalah mengganti pendekatan yang telah Lo lakukan dan menyingkirkan kebiasaan lama yang nggak membantu yang membuat Lo nggak merasa produktif dan mencapai tujuan Lo.

Berikut beberapa kebiasaan yang dapat mencegah Lo mencapai tujuan Lo. Jika ada sesuatu dalam daftar ini yang tampak familier, jangan khawatir — Lo nggak sendirian:

Salah Strategi dalam Membuat Goal

Kita semua ingin mencapai puncak, tetapi Lo mungkin terlalu meremehkan berapa banyak usaha dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana. Jika Lo menyerah setelah beberapa jam, itu bukan karena Lo malas tetapi karena Lo mungkin telah menyadari bahwa Lo salah menghitung jumlah waktu dan usaha yang terlibat.

Mengharapkan Diri Lo Sempurna

Ketika Lo bekerja menuju suatu tujuan, Lo mengharapkan jalannya mulus dan konsisten ketika pada kenyataannya, jalan menuju tujuan Lo kemungkinan besar akan penuh dengan tikungan, belokan, dan kemunduran. Jika istilah “malas” adalah bagian dari self-talk Lo, kemungkinan besar ada lebih banyak pernyataan negatif dan kritis yang datang dari kritik batin Lo yang lebih sering lagi. Lo bahkan dapat melontarkan kritik batin Lo dalam upaya untuk memotivasi diri sendiri. Apa yang terjadi? Suara kritis Lo berfokus pada semua kekurangan dan kekurangan Lo, bukan kekuatan dan atribut positif yang bisa membantu Lo melangkah maju.

Mendengarkan Kritik Dari Orang Lain

Saat Lo belajar tentang diri Lo dan dunia melalui pengalaman Lo, Lo menerima feedback orang lain yang membantu membentuk konsep diri Lo. Ketika seseorang yang penting bagi Lo menyebut Lo malas di masa lalu, bisa aja komentar mereka memengaruhi cara Lo melihat diri Lo sendiri bahkan hingga Lo dewasa.

Bertindak Asal, Nggak Pakai Planning

Saat Lo menemukan inspirasi dan menjadi bersemangat tentang tujuan baru, Lo bisa melupakan pentingnya membuat rencana. Kegembiraan Lo terhadap tujuan dapat menyebabkan Lo bergerak cepat dan dengan banyak gairah, tetapi berubah menjadi perasaan kelelahan dan merasa nggak memiliki tujuan.

APA YANG HARUS MULAI DILAKUKAN

Photo by Kiy Turk on Unsplash

Untungnya, ada banyak langkah yang dapat dicapai yang dapat Lo ambil untuk membalikkan keadaan atau tetap pada jalur tujuan Lo:

Pertama, Ciptakan Tujuan Kecil yang Bisa Dicapai

Ketika gol yang Lo miliki kegedean, kadang Lo akan mudah menyerah, maka strateginya adalah pecahkan tujuan besar itu menjadi tujuan yang lebih kecil. Kenapa? Sebab hal ini akan membantu Lo merasa lebih berhasil dan termotivasi untuk terus mendaki. Kalau Lo merasa masih berat, jika perlu, bagi itu menjadi tujuan yang lebih kecil atau jangka pendek.

Kedua, Luangkan Waktu untuk Mengembangkan Rencana

Saat Lo ingin berhenti dan muak dengan segala apa yang sedang Lo lakukan. Menepilah sejenak, duduk dengan diri Lo sendiri untuk merenungkan keinginan dan tujuan Lo. Apa sebenarnya mimpi Lo? Hidup seperti apa yang Lo dambakan?

Pertimbangkan langkah-langkah kecil yang perlu Lo capai untuk mencapai tujuan yang lebih besar lagi. Bersikaplah realistis tentang segala sumber daya yang Lo miliki, misal terkait kemampuan finansial, usaha, waktu, dan faktor lain yang terlibat dalam memenuhi tujuan ini. Berproses dengan rencana yang baik akan membantu Lo merasa lebih percaya diri, serta memberi Lo sesuatu yang jadi patokan saat Lo merasa kecil hati. Saat merasa malas, kalau Lo menyiapkan planning, Lo akan tahu betapa Lo akan mundur beberapa langkah saat Lo berhenti.

Ketiga, Rayakan Kemenangan Kecil

Apakah Lo malas melakukan sesuatu yang menjadi goal besar hidup Lo sebelumnya, karena Lo merasa nggak mampu mencapai goal besar Lo itu?

Kalau iya, apakah Lo sudah mencoba memecah goal besar itu menjadi goal-goal yang lebih kecil?

Jika sudah, jangan lupa rayakan keberhasilan-keberhasilan Lo itu.

Merayakan kemenangan saat Lo mencapai tujuan kecil, atau bahkan saat Lo mengatasi kemunduran, dapat membantu Lo terus bergerak maju. Kebanggaan yang Lo alami dalam mencapai tujuan dapat membantu memperkuat diri dengan cara yang positif. Saat Lo mengalami peningkatan dalam setiap pencapaian kecil, sedikit demi sedikit gue yakin Lo akan semakin punya anak tangga untuk mencapai kemenangan yang lebih besar.

Keempat, Carilah Dukungan

Nggak apa-apa untuk meminta bantuan selama proses bertumbuh berlangsung. Lo sangat bisa berkembang saat terhubung dengan orang-orang dengan cara yang positif dan sehat. Biarkan orang-orang itu menjadi bagian dari pengalaman Lo. Menerima dukungan dan dorongan dari orang-orang penting dalam hidup Lo dapat membantu Lo mengembangkan ketahanan yang lebih besar.

Kelima, Prioritaskan Tidur

Apakah Lo merasa malas dan kurang berenergi karena Lo kurang tidur atau tidur dengan pola yang kurang tepat? Pola tidur Lo dapat sangat mempengaruhi tingkat energi Lo. Jika Lo cenderung merasa malas, Lo bisa aja merasa demikian karena terlalu banyak tidur di malam hari atau mendapati diri Lo tidur siang lebih lama dari biasanya.

Menciptakan rutinitas tidur yang sehat dapat membantu Lo mempertahankan jadwal tidur yang konsisten yang akan membantu Lo merasa lebih seimbang dan berenergi untuk melakukan tugas Lo.

Jika Lo suka tidur malam atau tidur siang, transisi ini mungkin membutuhkan usaha. Namun, mampu memulai hari Lo dengan kondisi fisik yang prima akan membuat Lo bertenaga sepanjang hari.

Keenam, Praktikkan Manajemen Stres

Apakah Lo merasa malas karena apa yang Lo hadapi terasa begitu membuat Lo tertekan?

Bisa aja sebenarnya Lo malas karena membayangkan betapa pusingnya hari yang akan Lo jalani. Seperti, jadwal yang terlalu lama secara terus-menerus, dengan tuntutan yang dibebankan pada Lo di berbagai bidang kehidupan Lo, dapat membuat Lo merasa terkuras secara fisik dan emosional. Pada saat-saat seperti ini Lo dapat mengalami kesulitan untuk mengambil langkah aktif dan membuat keputusan karena Lo kelelahan.

Perasaan lelah bisa membuat Lo merasa seolah-olah Lo malas padahal sebenarnya Lo stres dan kewalahan.

Ketujuh, Tetapkan Batasan

Elemen penting dari manajemen stres adalah memastikan Lo menggunakan waktu dengan bijak. Mudah untuk mengatakan “ya” untuk membantu semua orang. Namun, pada kenyataannya, Lo mungkin menemukan diri Lo nggak dapat benar-benar memenuhi semua komitmen Lo.

Lihatlah di mana Lo menghabiskan waktu Lo. Catat tugas yang belum selesai di daftar tugas Lo. Pertimbangkan di mana Lo bisa dengan sopan mengatakan “nggak” ke orang lain agar Lo bisa menggunakan waktu itu untuk hal-hal yang membutuhkan perhatian dan energi Lo.

Lo mungkin takut bagaimana orang akan menanggapi Lo. Ingatlah bahwa tujuan Lo di sini adalah untuk meningkatkan perawatan diri, meningkatkan energi, dan merasa diberdayakan untuk menangani tugas dan tujuan yang penting bagi Lo. Menciptakan waktu untuk diri sendiri adalah kuncinya dan menetapkan batasan kecil di sekitar waktu Lo akan membantu Lo melakukan hal itu.

Sepatah Kata Dari KlikKlas

Menjadi muda yang bertumbuh bukan berarti kita nggak pernah terjatuh dalam lubang kemalasan. Tapi, sebelum kita mengecap dan melabel diri kita pemalas, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu apa yang membuat kita merasa malas. Atau, pada sisi lain, sebenarnya bukan kita merasa malas, tapi kita hanya sedang lelah dan berbagai keadaan lainnya yang membuat kita tidak ingin melakukan hal-hal yang harus kita lakukan. Jika itu terjadi, memahami sumber kemalasan akan membantu Lo membuat planning untuk mengatasinya.

Semoga bermanfaat dan selamat bertumbuh!

Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya

Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas. Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.

Tentang Penulis

Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A

Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir

Tulisan Ini Lahir Dari Tulisan Lainnya

American Psychological Association. Healthy ways to handle life’s stressors. Published November 1, 2019.

Bergagna E, Tartaglia S. Self-esteem, social comparison, and Facebook use. Eur J Psychol. 2018;14(4):831–845. doi:10.5964/ejop.v14i4.1592

Cleveland Clinic. How small, frequent meals can help athletes keep energy high. Published June 4, 2018.

Hardavella G, Aamli-gaagnat A, Saad N, Rousalova I, Sreter KB. How to give and receive feedback effectively. Breathe (Sheff). 2017;13(4):327–333. doi:10.1183/20734735.009917

Hardin EE, Larsen JT. Distinct sources of self-discrepancies: effects of being who you want to be and wanting to be who you are on well-being. Emotion. 2014;14(1):214–26. doi:10.1037/a0033893

Kelly JD. Your best life: perfectionism — the bane of happiness. Clin Orthop Relat Res. 2015;473(10):3108–11. doi:10.1007/s11999–015–4279–9

Komaroff A. How much sleep do we really need? Harvard Health Publishing. Published August 2019.

Lenzen SA, Daniëls R, Van bokhoven MA, Van der weijden T, Beurskens A. Disentangling self-management goal setting and action planning: A scoping review. PLoS ONE. 2017;12(11):e0188822. doi:10.1371/journal.pone.0188822

Luciani J. U.S. News & World Report. Why 80 percent of New Year’s resolutions fail. Published December 29, 2015.

Ntoumanis N, Healy LC, Sedikides C, Smith AL, Duda JL. Self-regulatory responses to unattainable goals: the role of goal motives. Self Identity. 2014;13(5):594–612. doi:10.1080/15298868.2014.889033

Proyer RT, Gander F, Wellenzohn S, Ruch W. Strengths-based positive psychology interventions: a randomized placebo-controlled online trial on long-term effects for a signature strengths- vs. a lesser strengths-intervention. Front Psychol. 2015;6:456. doi:10.3389/fpsyg.2015.00456

Puetz TW, Flowers SS, O’connor PJ. A randomized controlled trial of the effect of aerobic exercise training on feelings of energy and fatigue in sedentary young adults with persistent fatigue. Psychother Psychosom. 2008;77(3):167–74. doi:10.5312/wjo.v6.i10.762

Sjøgaard G, Christensen JR, Justesen JB, et al. Exercise is more than medicine: The working age population’s well-being and productivity. J Sport Health Sci. 2016;5(2):159–165. doi:10.1016/j.jshs.2016.04.004

Takahashi M. Prioritizing sleep for healthy work schedules. J Physiol Anthropol. 2012;31:6. doi:10.1159/000116610

Williams-Nickelson C. Avoiding overcommitment. American Psychological Association.

Wright S. Silence your inner critic. Nurs Stand. 2014;28(44):28–9. doi:10.7748/ns.28.44.28.s31

Zlomuzica A, Preusser F, Schneider S, Margraf J. Increased perceived self-efficacy facilitates the extinction of fear in healthy participants. Front Behav Neurosci. 2015;9:270. doi:10.3389/fnbeh.2015.00270

--

--

klik.klas

Platform pengembangan diri di luar kelas yang asik. Mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk menjadi muda yang #SelaluBertumbuh setiap hari.