Putus Jangan Asal Putus, Pahami Etikanya

klik.klas
7 min readJun 2, 2021

--

Apakah Lo sedang dalam fase ingin mengakhiri sebuah hubungan? Baca ini sebelum gegabah bertindak.

Photo by LOGAN WEAVER on Unsplash

Gue yakin nggak ada dari kita yang ingin hubungan dengan orang yang kita sayang hancur berantakan begitu saja. Padahal saat memulai hubungan kita berniat untuk nggak mengakhirinya.

Gue yakin semua dari kita ingin memiliki hubungan yang tak lekang oleh waktu. Apalagi saat kita jatuh cinta, kita sering percaya bahwa hubungan kita akan bertahan selamanya. Tapi, karena berbagai alasan, kadang hal sebaliknya bisa terjadi. Hubungan berakhir dengan berbagai alasan.

Namun, apapun alasannya, mengakhiri suatu hubungan adalah salah satu hal tersulit yang kita lakukan dalam hidup ini. Jika kita memang harus menempuh perpisahan dan nggak ada jalan lain untuk bertahan, seenggaknya Lo harus belajar bagaimana memutuskan hubungan dengan seseorang yang Lo cintai dengan baik dan gimana caranya supaya nggak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Dengan mengetahui cara memutuskan hubungan dengan baik (termasuk cara memutuskan hubungan dengan seseorang yang Lo cintai) Lo sedang membantu diri Lo dan dia (kedua belah pihak) untuk memiliki transisi hidup yang lebih baik.

Sebagian besar dari Lo, pasti memasuki hubungan dengan harapan bahwa hubungan Lo nggak akan pernah berakhir. Ya Iyalah, siapa yang mau hubungannya berakhir begitu saja? Tentu nggak ada. Lalu cara terbaik untuk mengakhiri sebuah hubungan itu seperti apa?

SEBELUM MUTUSIN HUBUNGAN DENGAN SI DOI

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Klikers, gue mau disclaimer dulu. Meskipun gue akan menyarankan cara mengakhiri hubungan dengan baik, tetapi pada kenyataannya, nggak ada cara yang “benar” atau “terbaik” untuk berpisah. Perlu dipahami bahwa setiap hubungan berbeda dan setiap orang dalam suatu hubungan juga berbeda. Yang gue sarankan secara umum adalah Lo bisa mempertimbangkan kepribadian, kebutuhan, dan perasaan pasangan Lo dan mencari cara untuk mengakhirinya. Pastikan apa yang Lo lakukan adalah cara yang paling nggak menyakitkan.

Sadari Bahwa Berpisah Itu Nggak Pernah Mudah

Photo by Milada Vigerova on Unsplash

“Berpisah itu mudah… Tak ada kamu di sisiku, aku mampu,…”

Ada yang tahu lagu ini?

Ini adalah cuplikan lirik dari lagu “Berpisah Itu Mudah,” oleh Rizky Febian dan Mikha Tambayong.

Nah, apakah benar, berpisah dari sebuah hubungan yang dimulai dengan tulus itu mudah? Pada kenyataannya, nggak ada perpisahan yang mudah, lho.

Sekalipun hubungan yang dimulai dengan tulus itu ternyata penuh konflik, dan rasanya Lo sangat ingin berpisah, tapi ketika perpisahan itu terjadi, Lo akan tetap terguncang untuk beberapa saat. Sekali lagi, pahami bahwa nggak ada cara berpisah tanpa rasa sakit terutama untuk pihak yang diputuskan sepihak.

Lo bisa aja berharap bahwa Lo dapat mengakhiri hubungan tanpa rasa sakit atau nggak menyebabkan yang Lo putusin nggak merasa sakit, tetapi nggak peduli seberapa rusak hubungan itu, mengakhiri secara resmi tetap akan menyebabkan rasa sakit di kedua sisi. Maka, bersikaplah baik semaksimal mungkin, karena tetap aja, sebaik apapun Lo merencanakan perpisahan, rasa sakitnya akan menimpa semua pihak yang terkait.

Lakukan Tatap Muka, Bukan Via Dunia Maya

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Dunia maya memang terasa bisa menggantikan dunia nyata. Tapi, untuk urusan satu ini, sebisa mungkin dilakukan tanpa perantara sosial media, atau lainnya.

Jika Lo pernah dicampakkan melalui teks atau email (atau jika Lo pernah di-ghosting nggak ada kabar sama sekali), Lo pasti tahu bagaimana rasa sakitnya diberi begitu sedikit pertimbangan (atau bahkan nggak mau repot-repot memberi tahu Lo secara langsung) akan mengapa hubungan ini harus diakhir.

Lalu, kalau Lo tahu betapa sakitnya, kenapa Lo melakukan hal yang sama kepada orang lain? Be nice!

Pasangan Lo layak mendapatkan penjelasan dan percakapan tatap muka sebisa mungkin. Hadapi dengan gentle. Sekali lagi bersikaplah baik, terus terang, dan tanpa ada yang ditutupi.

Clean Break Up

Photo by Dyu - Ha on Unsplash

Seringkali setelah putus Lo akan menawarkan mereka sebuah hubungan pertemanan untuk mengkompensasi rasa nggak enak yang Lo alami. Lo bisa aja berkata, “Kita tetep temenan, kok.” Tapi, jangan beri mereka harapan palsu kalau Lo memang merasa nggak akan langsung berteman seperti semula, sebelum semua hubungan ini dimulai. Artinya, kalau Lo emang nggak bisa (dan pada faktanya sangat sulit untuk langsung menjadi teman, maka jangan menyarankan untuk tetap berteman). Takutnya Lo menjanjikan hal yang nggak bisa Lo tepati yaitu hubungan pertemanan. Karena saat dalam kondisi seperti ini, rasa percaya kedua belah pihak sedang sangat tipis. Untuk move on dari hubungan romantis, Lo perlu menetralisir dan menghindari keterikatan emosional lebih lanjut dengan mantan pasangan. Lo mungkin akan berteman lagi di kemudian hari, tetapi tentu setelah beberapa waktu berlalu. Jangan memaksakan diri saat itu juga jika nggak mungkin ditepati.

Perlakukan Dengan Baik

Photo by Evelyn Semenyuk on Unsplash

Mengakhiri sebuah hubungan dengan cara yang baik aja sudah terasa menyakitkan, apalagi jika ditambah dengan bumbu-bumbu konflik yang nggak menyenangkan. Maka sebaiknya, saat Lo menjadi pihak yang memutuskan hubungan, sebisa mungkin Lo nggak menyakiti pasangan Lo dengan mengungkapkan kelemahan-kelemahan apa yang membuat hubungan Lo dan dia nggak cocok, tetapi juga puji dan apresiasi pencapaian-pencapaian kalian sebagai orang yang pernah berhubungan baik.

Lo bisa mengatakan sesuatu seperti, “Lo mengajari gue banyak hal, misal tentang memasak, thanks to you, sekarang gue bisa masak dengan lebih baik,” Variasi lainnya Lo juga perlu menekankan hal-hal positif apa yang membuat Lo bersyukur mengenal dia, sehingga perpisahan nggak selalu diiringi memori ketidakpuasan satu sama lain.

Hindari Menyalahkan atau Mempermalukan

Photo by Maddi Bazzocco on Unsplash

Poin ini berhubungan dengan poin sebelumnya. Sebab, betapa sering gue melihat seseorang yang dulunya begitu saling menyayangi tiba-tiba bisa terbalik menjadi saling membenci setelah memutuskan berpisah. Seringkali perpisahan diikuti dengan saling menjelekkan-jelekkan satu sama lain. Perpisahan yang diiringi konflik seringkali memang nggak mudah, satu sama lain berusaha melindungi dirinya sendiri.

Jika Lo memiliki hati yang lebih besar, lebih bijak, Lo bisa memilih jalan untuk menghindari memframing pasangan Lo menjadi “orang jahat”. Nggak ada seorangpun yang sempurna. Lo juga memiliki kesalahan dan mengubah mantan pasangan Lo menjadi sosok jahat demi meningkatkan persepsi orang terhadap Lo, kadang nggak membantu membuat perpisahan berjalan dengan baik. Kecuali, memang ada sikap mereka yang sudah melanggar hukum dan Lo merasa perlu melindungi diri Lo secara hukum. Selesaikan dengan pihak-pihak yang berkaitan aja.

Beri Diri Lo Waktu untuk Berduka

Photo by JOYUMA on Unsplash

Sekali lagi, jika memang perpisahan ini nggak direncanakan dan kalian memulai hubungan dengan tulus, pasti perpisahan ini akan menyisakan luka yang nggak bisa Lo hindari. Baik pihak yang mengakhiri hubungan dan yang diakhir hubungannya, kedua belah pihak tetap akan merasa fase patah hati, kesedihan, dan rasa sakit. Ini adalah salah satu bagian tersulit dalam mencari tahu bagaimana memutuskan hubungan dengan seseorang yang Lo masih peduli dengan mereka, tetapi Lo merasa hubungan ini nggak bisa berjalan seperti sebelumnya. Sadarilah bahwa Lo juga perlu menyesuaikan diri dengan situasi baru Lo. Kelilingi diri Lo dengan orang-orang yang Lo cintai, lakukan hal-hal yang membuat Lo bahagia, dan ingatlah bahwa menangis dan merasa sedih adalah hal yang wajar.

Sepatah Kata dari KlikKlas

Photo by Chris Curry on Unsplash

Sebuah hubungan yang dimulai dan dibina dengan tulus kemudian terpaksa diakhiri karena berbagai alasan tentu akan menyisakan emosi-emosi yang menyakitkan. Jika Lo pihak yang memang ingin mengakhiri hubungan terlebih dahulu, maka Lo perlu memikirkan bagaimana agar perpisahan ini nggak terlalu menyakitkan bagi kedua belah pihak. Dalam situasi ini, bertumbuh pasca pengalaman yang nggak menyenangkan pasti butuh waktu dan upaya-upaya untuk terus bergerak maju. Baik Lo sebagai pihak yang mengakhiri hubungan atau pihak yang diakhiri hubungannya, gue harap Lo tetap bersikap baik kepada diri Lo dan pasangannya Lo. Jangan biarkan rasa sakit yang dirasakan bertambah karena bumbu-bumbu konflik yang nggak perlu, hanya karena kita nggak memahami cara berpisah yang bijak.

Semoga bermanfaat dan selamat bertumbuh.

Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya

Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas. Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.

Tentang Penulis

Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A

Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir

Tulisan Ini Lahir Dari Tulisan Lainnya

Amato PR. Research on divorce: Continuing trends and new developments. J Marr Fam. 2010;72:650–66. doi:10.1111/j.1741–3737.2010.00723.x

Miller RS. Intimate Relationships. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2018.

--

--

klik.klas
klik.klas

Written by klik.klas

Platform pengembangan diri di luar kelas yang asik. Mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk menjadi muda yang #SelaluBertumbuh setiap hari.

No responses yet