Pernah nggak Lo kepikiran, betapa banyaknya di luar sana yang terpaksa menahan lapar karena kesulitan ekonomi, berada di daerah konflik, bencana dan berbagai kondisi lainnya?
Puasa pada dasarnya nggak cuma dilakukan oleh umat Islam aja, tapi juga umat beragama lainnya. Di Kristen, Katolik, Yahudi, Buddha, Hindu, Konghucu, semuanya ada ritual berpuasa dengan tata caranya masing-masing. Dalam beberapa budaya di Indonesia juga ada, seperti budaya Jawa dengan puasa putihnya atau pada budaya lainnya. Begitu universalnya aktivitas puasa ini membuat puasa banyak diteliti manfaatnya dalam berbagai aspek kehidupan. Di antara manfaat puasa yang menurut gue paling penting adalah belajar empati. Terutama empati ke orang lain yang merasakan kelaparan.
Melek Sedikit Soal Kelaparan
Gue mau cerita aja nih, menurut penelitian Foodbank of Indonesia (FOI), seenggak ada sekitar 28 persen anak usia dini atau balita di Indonesia mengalami kelaparan pada saat pagi hingga siang hari. Bayangin aja ya guys, anak di bawah usia lima tahun yang harusnya dapet nutrisi cukup untuk berkembang, malah kurang makan. Apalagi orangtuanya mungkin bisa lebih kelaparan lagi, sebab logikanya adalah jika dalam keluarga kekurangan makanan, mereka akan mendahulukan anak-anaknya. Artinya, kalau anaknya aja ga bisa makan, apalagi orang tuanya. Nah, sementara di beberapa tempat padat penduduk, angkanya bisa mencapai 40–50 persen bahkan lebih. Makanya kita yang masih bisa scroll aplikasi pemesanan makanan online dan kebingungan mau makan apa, jangan lupa bersyukur ya say….
Apalagi nih, kelaparan makin parah pas pandemi Covid-19. Covid dilaporkan membuat peningkatan kelaparan di seluruh dunia. Kata Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), krisis sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona seenggaknya bikin hampir tujuh juta anak dunia mengalami stunting akibat kekurangan makanan dan gizi.
Oke, balik lagi ke bulan puasa. Dengan berpuasa ini kita seakan dipaksa untuk bisa turut memahami apa yang banyak di alami di berbagai belahan bumi lainnya. Seenggaknya dari sini kita belajar empati.
Apa Empati Itu?
Empati itu apa sih?
Empati bisa diartikan kemampuan diri Lo untuk memahami secara emosional apa yang dirasakan orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang mereka, dan membayangkan diri Lo di tempat mereka. Pada dasarnya, garis besar dari menjadi orang yang empati artinya bisa menempatkan diri Lo pada posisi orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan. Saat Lo melihat orang lain menderita, Lo bisa langsung membayangkan diri Lo berada di tempat orang lain dan merasakan apa yang mereka alami.
Empati ini gampang-gampang sulit. Sebab, biasanya kita lebih gampang memahami perasaan dan emosi kita sendiri, tapi sulit memahami perasaan orang lain. Jadi, empati ini pada sebagian orang perlu diasah dengan berbagai cara, termasuk bisa jadi jalannya adalah dengan mengosongkan perut kita dari segala kenikmatan makanan.
Tanda Lo Punya Empati Tinggi
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah Lo sudah punya empati yang tinggi? Atau ternyata Lo belum seempati itu ke orang lain? Jawabannya tergantung pertanyaan-pertanyaan berikut. Lo coba deh kroscke ke orang lain tentang diri Lo dari sudut pandang mereka, atau Lo bisa juga menjawab ini sesuai dengan observasi Lo ke diri Lo sendiri.
Oke, siap ya, gue mau nanya, apakah Lo punya ciri-ciri berikut?
Apakah orang banyak yang curhat ke Elo? Misal mereka sering memberi tahu Lo tentang masalah mereka?
Apakah Lo pandai merasakan perasaan orang lain? Lo seperti bisa langsung memahami apa yang orang lain rasakan?
Apakah Lo sering memikirkan bagaimana perasaan orang lain dalam berbagai kondisi?
Apakah orang lain sering mendatangi Lo untuk meminta pendapat tentang masalah mereka?
Apakah Lo sering merasa terbebani oleh berbagai peristiwa yang menyedihkan yang terjadi pada orang lain?
Apakah Lo selalu mencoba membantu orang lain yang menderita sekuat tenaga yang Lo bisa?
Apakah Lo sangat peduli dengan orang lain di sekitar Lo?
Apakah Lo merasa sulit untuk menetapkan batasan dalam hubungan Lo dengan orang lain? Seperti Lo selalu merasa masalah orang lain adalah tanggungjawab Lo juga?
Kalau Lo merasakan semua ini, bisa jadi Lo termasuk orang yang dengan empati yang tinggi. Sayangnya nggak semua orang punya kemampuan empati yang tinggi. Beberapa dari kita, bahkan bisa jadi gue, juga butuh untuk terus melatih kepekaan. Makanya, puasa adalah salah satu cara kita, untuk lebih empati dengan orang lain dari hal yang paling dasar, yaitu kesulitan untuk makan.
Heal The World
Pertanyaan lainnya adalah…. Kenapa sih kita harus berlatih empati? Kenapa segitu pentingnya berlatih peka dan memahami perasaan orang lain?
Coba Lo bayangin apa yang terjadi kalau Tuhan nggak menciptakan perasaan empati pada manusia. Lo kebayang nggak betapa serem dan kacaunya dunia tanpa adanya perasaan empati. Bisa jadi seorang ibu nggak bisa memahami anaknya, anaknya nggak bisa memahami perasaan orang tuanya. Suami istri bertengkar karena sulit untuk berempati. Pertemanan hancur karena satu sama lain ga bisa mengerti. Serius, gue bayanginnya serem banget.
Klikers, empati akan membantu Lo membangun hubungan sosial yang lebih baik. Dan hubungan sosial yang baik adalah salah satu tanda kecerdasan emosi seseorang. Kalau Lo punya kepekaan terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain, Lo akan dapat merespons dengan tepat berbagai situasi di sekitar Lo.
Kalau Lo seorang leader organisasi, Lo akan bisa memutuskan apa yang terbaik untuk tim Lo hanya dengan mengamati gestur dan postur anggota Lo.
Kalau Lo seorang kakak atau adik, Lo akan bisa memahami apa yang dibutuhkan oleh anggota keluarga Lo hanya dengan memahami apa yang mereka rasakan tanpa harus banyak bicara.
Atau kalau Lo seorang teman, Lo bisa memperkirakan bantuan apa yang dibutuhkan temen Lo dengan lebih cepat.
Selain itu, ada banyak banget penelitian yang menunjukkan bahwa kalau Lo memiliki hubungan sosial yang baik, Lo akan hidup lebih baik daripada yang nggak punya hubungan sosial yang berkualitas.
Manfaat lain nih klikers, kalau Lo punya empati yang tinggi, Lo akan belajar mengatur emosi Lo sendiri. Pengaturan emosi ini super duper penting banget dalam kehidupan Lo, karena memungkinkan Lo untuk mengelola apa yang Lo rasakan, bahkan di saat Lo merasa kewalahan, Lo akan mengembangkan cara untuk mengelola apa yang Lo rasakan.
Dengan puasa, Lo akan mengembangkan sebuah refleksi dari kondisi kelaparan Lo itu, misal “Oh gue baru puasa beberapa hari aja udah kayak gini rasanya, gimana yang di daerah konflik ya, yang mereka kesulitan makanan?” “Gimana mereka yang di daerah bencana dan sulit akses bahan pangan ya? Pasti rasanya menderita banget,” Atau “Gimana mereka yang lagi dilanda kekeringan berkepanjangan ya, pasti rasanya nggak enak,” dan banyak lagi contohnya.
Dengan puasa kita harusnya bisa belajar lebih empati, karena empati ini penting banget untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Kalau kata lagu, “…Heal the world…Make it a better place…For you and for me, and the entire human race…There are people dying…If you care enough for the living…Make a better place for you and for me,” Eh, gue malah nyanyi. Ya, intinya, empati mendorong perilaku membantu di muka bumi ini. Coba kalau di dunia ini semakin banyak orang yang berhati mulia, empatik, dan peduli. Ah, betapa indahnya dunia. Tapi, sayangnya ini bukan negeri dongeng, buktinya banyak juga yang ga punya hati nurani. Jadi, manusia ini perlu emang sesekali dipaksa untuk belajar empati, salah satunya dengan berpuasa.
Sepatah Kata Dari KlikKlas
Setiap manusia pasti punya bawaan untuk melakukan suatu keburukan. Kita bukan malaikat. Pasti ada salahnya, termasuk kadang bersikap egois dan mementingkan kebutuhan diri sendiri. Makanya, pada beberapa agama, ada kewajiban berpuasa, termasuk saat ini bagi umat muslim untuk berpuasa selama 30 hari. Karena, mari nikmati puasa yang dianjurkan dalam agama masing-masing, dan jangan lupa untuk merefleksikannya. Sebab, kita sedang berlatih untuk berempati. Dengan puasa ini, seakan Tuhan sedang memaksa kita untuk belajar banyak hal, salah satunya memaksa kita belajar punya kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan bersimpati dengan emosi orang lain. Kemampuan empati ini super penting dalam membuat dunia lebih indah. Apalagi sebagai muda yang selalu bertumbuh setiap hari jangan puasa sekedar puasa. Tapi, dalemin deh hikmahnya supaya puasa nggak sekedar bikin haus dan laper, tapi juga bikin hidup kita semakin bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Selamat puasa ya Klikers bagi yang menjalankan.
Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya
Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas. Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.
Tentang Penulis
Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A
Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir
Tulisan Ini Lahir Dari Tulisan Lainnya
Decety, J. Dissecting the neural mechanisms mediating empathy. Emotion Review. 2011; 3(1): 92–108. doi:10.1177/1754073910374662
Hillis, AE. Inability to empathize: Brain lesions that disrupt sharing and understanding another’s emotions. Brain. 2014;137(4):981–997. doi:10.1093/brain/awt317
Reblin M, Uchino BN. Social and emotional support and its implication for health. Curr Opin Psychiatry. 2008;21(2):201‐205. doi:10.1097/YCO.0b013e3282f3ad89
Shamay-Tsoory SG, Aharon-Peretz J, Perry D. Two systems for empathy: A double dissociation between emotional and cognitive empathy in inferior frontal gyrus versus ventromedial prefrontal lesions. Brain. 2009;132(PT3): 617–627. doi:10.1093/brain/awn279
Website
https://lokadata.id/artikel/indeks-kelaparan-indonesia-lebih-buruk-dari-vietnam-dan-philipina
http://theprakarsa.org/paradok-kekayaan-berlipat-dan-indeks-kelaparan-yang-mandek/