Pernah nggak Lo berpikir ternyata puasa yang Lo jalani mengajarkan konsep penting yang akhir-akhir ini kembali digaungkan oleh manusia modern? Yaitu minimalisme!
***
Klikeers, apa kabaar? Dan gimana nih puasa Lo?
Ngomong-ngomong soal puasa. Siapa nih di antara Lo semua yang pas puasa kebayang berbagai makanan, seperti rendang, mie ayam, bakso, es krim, es campur, atau berbagai makanan yang pengen Lo makan. Eh tapi pas udah waktunya buka, sebenarnya dengan Lo minum air putih dan sedikit camilan aja udah membuat Lo kenyang. Apa daya, niat mau makan banyak, eh perut cuma segitu-gitu aja.
Atau, Lo mungkin udah berencana menyantap berbagai hidangan, tapi pas buka puasa ternyata sebanyak-banyaknya Lo kalap, Lo cuma bisa menyantap segitu-gitu aja. Artinya, perut Lo sebenarnya butuh makanan nggak sebanyak yang Lo ingin makan. Sebenarnya, sedikit aja udah cukup.
Atau, ada nggak sih dari Lo yang lagi sibuk banget ngerjain tugas kuliah, jadinya Lo kalau sahur yang minum aja atau bahkan bablas aja nggak sahur. Menariknya, Lo tetep aja kuat menjalani hari-hari Lo dalam keadaan puasa seperti hari-hari biasanya.
Dari penghayatan gue soal puasa ini. Ternyata, puasa mengajari kita bahwa hidup dengan makan dua kali dan seadanya (ayo ngaku siapa yang sering sahur seadanya) dan voila kita tetap hidup. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya hidup itu sederhana dan nggak rumit. Seringkali yang membuat rumit adalah keinginan kita, kayak kita ingin makan apa, bukan adanya apa mari kita makan, kita ingin pakai baju apa, bukan punyanya baju apa yang dipakai, dan seterusnya.
Puasa mengajari kita bahwa hidup ini nggak kompleks. Kompleksitas ini seringkali hal-hal yang kita buat dan kita ciptakan sendiri dari keinginan berlebihan kita. Dan, mumpung lagi bulan puasa, mari kita bahas tentang salah satu lesson learned dari puasa, yaitu hidup cukup dan simple.
Konsumerisme Dimana-Mana
Klikers, kalau Lo amat-amati, setiap hari kita disuguhkan berbagai produk dan varian baru yang berusaha dijejalkan ke otak kita melalui berbagai iklan-iklan yang muncul di layar media sosial. Lo seperti diarahkan untuk terus mempunyai hal-hal yang sebenarnya nggak terlalu Lo butuhkan.
Produk X menjanjikan Lo kemudahan, produk Y menawarkan Lo kebahagiaan, produk Z menawarkan sensasi sekali seumur hidup. Lo merasa harus cobain produk ini, produk itu. Merasa harus makan di sini, makan di situ biar nggak jadi cupu. Merasa kudu belanja ini dan belanja itu, biar nggak ketinggalan. Yang ujungnya, untuk menikmati itu semua, Lo seperti terus merasa dikejar-kejar oleh makhluk yang nggak tampak yaitu perasaan harus begini dan begitu. Lo harus punya uang sebanyak ini dan sebanyak itu.
Konsep puasa menunjukkan sebaliknya. Puasa pada esensinya mengajarkan Lo sebuah konsep yang sudah mulai banyak ditinggalkan, yaitu menahan diri untuk mengkonsumsi hal-hal hedonistic secara berlebihan. Ini dekat dengan konsep minimalism. Meskipun tidak sepenuhnya mirip. Tapi, ada hikmah puasanya yang mengajak kita untuk menyederhanakan diri. Apalagi sekarang lagi gencar-gencarnya, back to minimalism.
MINIMALISME, APA ITU?
Minimalisme itu apa sih?
Minimalisme adalah sebuah cara berpikir untuk focus pada apa yang kita butuhkan bukan pada apa yang kita inginkan aja.
Minimalisme akan membantu Lo untuk memilah dan memilih apa-apa yang sebenarnya nggak perlu Lo pertahankan. Ini secara nggak langsung akan melatih cara berpikir Lo dalam segala hal, termasuk melatih Lo untuk lebih focus secara psikologis.
Gaya hidup ini bisa jadi membuat Lo lebih rileks, karena Lo nggak merasa harus berlomba-lomba memiliki banyak hal hanya untuk dipamerkan. Minimalisme membantu Lo untuk lebih menikmati apa yang Lo punya. Efek panjangnya membuat Lo fokus memiliki barang yang benar-benar Lo butuhkan. Lo juga merasa nggak terlalu perlu membelajakan uang yang Lo punya kepada barang-barang yang sebenarnya nggak Lo butuhkan. Lo akan terlatih focus mengerjakan kegiatan-kegiatan yang memang Lo perlu kerjakan dan menyingkirkan kegiatan-kegiatan yang nggak terlalu bermakna terhadap perkembangan diri Lo. Fokus menjaga orang-orang terbaik yang Lo punya dan nggak terlalu memikirkan orang-orang toksik yang nggak harus Lo pikirkan.
Banyak banget manfaatnya yang kalau dipetakan dan dikelompokkkan lagi, seenggaknya ada tiga hal besar yang bisa Lo rasakan dengan melakukan minimalisme ini.
MANFAAT MINIMALISME
Simplicity, Sebuah Kesederhanaan yang Tidak Sederhana
Apa yang Lo pikirkan pertama kali saat mendengar kata sederhana atau simple?
Kebanyakan orang, ketika mendengar kata simple yang kebayang adalah lawan dari rumit. Beberapa orang lainnya, ada yang merasa kalau orang suka yang simple-simpel artinya pemalas, nggak mau repot, hidup yang nggak asik, membosankan, dan kurang petualangan.
Padahal, menjadi orang yang sederhana itu bukan berarti Lo menjadi makhluk yang membosankan, nggak kreatif, dan pemalas. Malahan, Lo tahukan betapa rumitnya menyederhakan sesuatu yang kompleks agar segala sesuatu menjadi mudah.
Tapi, bukannya artinya pemalas ya kalau menyederhanakan segala sesuatu?
Bukan semua yang disederhanakan artinya disepelekan. Menyederhanakan bukan berarti menyepelekan. Menyederhanakan artinya Lo mampu memilih mana hal yang hanya perlu lebih sedikit usaha dan waktu untuk dipikirkan dan dikerjakan, dan mana yang emang butuh Lo kerjakan dengan sepenuh hati.
Nggak semua dalam hidup kita perlu dikerjakan dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Kemampuan Lo untuk memetakan energi akan membuat hidup Lo jauh lebih bertumbuh dan melesat lebih jauh lagi.
Ada beberapa cara yang bisa Lo lakukan. Pertama, identifikasi apa yang penting dan nggak penting dalam hidup Lo. Kalau Lo melakukan sesuatu, pastikan apakah aktivitas itu memiliki tujuan yang selaras dengan konsep hidup Lo. Pikirkan baik-baik, kenapa Lo melakukan proyek ini, kenapa Lo ikut kegiatan ini dan itu, kenapa Lo bergabung dengan organisasi ini dan itu, dan kenapa Lo menghabiskan waktu Lo dengan orang ini dan itu. Dengan mengecek kesesuaian kegiatan dan aktivitas Lo dengan tujuan besar hidup Lo, Lo akan menyederhanakan segala sesuatu.
Kedua, singkirkan apa yang nggak selaras. Buat orang Indonesia yang begitu romantic, kadang menyingkirkan sesuatu yang benar-benar nggak berkaitan dengan diri Lo akan terasa sangat kejam dan dingin. Ini bukan Cuma soal barang apa yang nggak Lo butuhkan lebih baik segera disingkirkan, tapi juga soal hubungan-hubungan yang toksik dan mengganggu hidup Lo.
Dengan ini, Lo bisa membuat Lo lebih focus menyisihkan energi untuk hal-hal apa yang bener-bener berguna dan bermakna dalam hidup Lo.
Clarity, Kejelasan yang Menyejukkan
Kesederhanaan memiliki efek samping lainnya yaitu munculnya kejelasan (clarity). Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan kejelasan. Kita saking ingin memiliki kejelasan bahkan rela melakukan banyak usaha untuk mendapatkan kejelasan. Salah satunya dengan melakukan ilmu prediksi-prediksi.
Kabar baiknya adalah kesederhanaan (simplicity) akan membawa kejelasan yang lebih terang benderang dalam hidup Lo. Ketika sesuatu lebih simple dan sederhana, lebih mudah buat Lo untuk mengambil keputusan. Daripada kemakan overthinking, kesederhaan membuat Lo lebih jelas memandang masalah dan lebih mudah menemukan solusinya.
Salah satu contohnya adalah kalau Lo merasa nggak berhasil untuk melakukan diet, karena begitu rumitnya teori-teori diet tentang protein, karbohidrat, dan berbagai nama-nama biologi yang harus Lo ingat. Saat Lo menemukan konsep inti dari diet, salah satunya adalah, kalori yang Lo makan harus lebih sedikit daripada kalori yang Lo pakai. Membuat diet terasa lebih gampang kan?
Lalu, gimana caranya supaya hidup Lo lebih sederhana dan jelas terarah?
Simpelnya, ketahui diri Lo sendiri. Ketika Lo mengetahui diri Lo, secara nggak langsung akan ada peta yang jelas di kepala Lo apa-apa yang bisa Lo lakukan dengan baik atau sebaliknya. Serta, Lo akan bisa lebih mudah memetakan kesempatan-kesempatan yang datang dengan sudut pandang yang lebih jelas. Lo bisa langsung mengeliminasi apa yang nggak bekerja dalam hidup Lo, dan Lo bisa langsung siaga Ketika ada tawaran dan kesempatan bagus mampir ke dalam hidup Lo. Memahami diri Lo sendiri membuat Lo lebih jelas mengidentifikasi dan mengeliminasi kerumitan-kerumitan yang nggak Lo butuhkan.
Aksi, Sederhana Bukan Berarti Pemalas
Manfaat yang ketiga dari punya pandangan yang lebih jelas adalah Lo bisa bekerja dengan lebih efisien dan efektif.
Kebahagiaan mungkin adalah sebuah kondisi yang harus diusahakan. Dan, apa yang Lo lakukan akan berperan penting dalam membentuk kebahagiaan hidup Lo. Pikiran Lo akan menentukan Lo akan berperilaku apa, menariknya, pada saat yang sama apa yang Lo lakukan juga bisa mempengaruhi pikiran-pikiran Lo.
Dalam perjalanan Lo menjadi pribadi yang semakin bertumbuh, aksi adalah kata kerja yang akan terus menerus ada. Aksi untuk mengubah diri Lo bukan sebuah awal, juga bukan sebuah akhir. Lo akan terus menerus melakukan sesuatu, untuk mengubah sesuatu, termasuk mengubah apakah Lo akan terus dalam keadaan sedih atau mau berubah jadi lebih Bahagia.
Simplicity and clarity, atau, kesederhanaan dan kejelasan, dapat membuat perilaku Lo lebih terarah. Misal, balik lagi ke sebuah goal untuk menurunkan berat badan, Lo akan lebih mudah menurunkan berat badan kalau Lo sudah tahun konsep inti dari semua logika rumit pertimbangan gizi, takaran, dan berbagai variasi rumus berbagai macam diet. Kalau Lo udah tahu, konsep dasarnya adalah kalori yang masuk nggak boleh lebih besar daripada kalori yang Lo pakai untuk bekerja, Lo akan memahami bahwa diet sebenarnya sederhana.
Sepatah Kata dari Klik.Klas
Puasa adalah cara kita melihat bahwa hidup kita sebenarnya sederhana. Kita bisa melihat bahwa kita bisa hidup dengan kurang dari tiga kali makan, atau bahkan satu kali makan. Menunjukkan hidup sebenarnya tidak harus sehedon yang kita pikirkan. Menunjukkan bahwa hidup yang sederhana sebenarnya nggak membunuh kita. Malah, kita menjadi lebih tahu apa yang kita butuhkan, lebih focus bekerja, dan lebih memahami apa yang penting dan tidak penting dalam hidup kita.
Semoga bermanfaat! :)
Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya
Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas. Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.
Tentang Penulis
Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A
Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir
Tulisan Lahir Dari Tulisan Lainnya
The power of simplicity: how to manage our complexity bias — Ness Labs
5 Reasons Why Less Is More (stevenaitchison.co.uk)