Menepi Itu Bukan Berarti Sepi

klik.klas
8 min readMar 16, 2021

--

Kapan terakhir kali Lo ngedate sama diri Lo sendiri?

Photo by Benjamin Davies on Unsplash

“Caaaa, weekend ini main yuk sama temen-temen. Ada café baru yang seru kata review orang-orang…,”

“Duh, sorry… gue udah ada janji,”

“Sama siapa? Ih nggak bilang-bilang. Hayoo siapaaa…?”

“Ada deeehhh….”

“Ih, main rahasia-rahasiaan. Sebel gue. Awas Lo yaaa…. Nggak gue anggap sahabat…”

“Heeii….sebenarnya ini tuh janji sama diri gue sendiri. Gue mau jalan-jalan sama diri gue sendiri. Udah lama banget nggak ngedate bareng diri gue sendiri.”

“… Eng diri Lo sendiri?

“Iya…”

“Yakin Lo mau sendirian?”

“Iya…”

“Seriuuus? Apa gua temenin?”

“Nggaak… Gue baik-baik aja kok sendirian. Next time yaa, kita jalan-jalan bareng. Kali ini gue pengen sendirian. Lo tenang aja, gua nggak kenapa-napa kook,”

MENEPI BUKAN BERARTI SEPI

Photo by Dan Gribbin on Unsplash

Pernah nggak Lo mengalami situasi kayak Aca. Aca bukan seorang introvert tapi ada kalanya dia pengen sendirian. Bukan karena dia nggak punya temen. Tapi, ada kalanya dia pengen sendirian. Bukan karena dia dikucilkan. Tapi, sendirian kadang menjadi momen sakral buat seorang ekstrovert.

Hari ini, apalagi di dunia yang berisik dan apalagi kalau kita tinggal di sebuah negara yang kolektivis, kesendirian seringkali dipandang buruk. Sementara itu, orang yang menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang lain sering dipandang lebih baik daripada orang yang sendirian. Misalnya… Banyak banget para ahli psikologi yang bilang bahwa mereka yang punya banyak temen memiliki imun tubuh yang lebih baik, ketahanan stres yang lebih kuat, dan bahkan umur yang lebih panjang. Sementara mereka yang sendirian, seringkali disamakan dengan orang yang kesepian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kalau Lo terisolasi secara sosial yang menimbulkan kesepian bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, kecemasan, depresi, penyakit Alzheimer, tekanan darah tinggi, dan bahkan kematian dini, dan lain-lain yang waaaah serem bangeet.

Tapi tapi tapi…. Ingat sendirian bukan berarti kesepian. Ada juga penelitian lain yang menunjukkan bahwa ada kok manfaat yang nyata untuk melakukan beberapa hal dengan sendirian. Misalnya, melakukan sesuatu sendirian bisa jadi membuat Lo menikmati aktivitas yang Lo sukai dengan kecepatan Lo sendiri dan dengan cara Lo sendiri. Kadang saat sendirian, Lo belajar lebih banyak tentang diri Lo dan merefleksikan pengalaman yang Lo alami.

Terus apa sih sendirian itu, apa bedanya sama kesepian, apa manfaatnya dan pembahasan lainnya. Ya udah, Klikers! Langsung aja kita bahas lebih lanjut!

Sendiri vs. Sepi

Photo by Tim Bogdanov on Unsplash

Klikers, meskipun ada banyak penelitian yang menunjukkan ada dampak buruk dari kesepian, kabar baiknya ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa waktu berkualitas dengan diri sendiri dengan jumlah tertentu sangat penting untuk kesejahteraan psikologi seseorang. Pada beberapa hal, menurut penelitian, banyak kegiatan yang lebih baik dilakukan sendiri tanpa gangguan, opini, atau pengaruh orang lain.

Meskipun terkadang orang takut diasingkan banyak orang yang sebenarnya butuh waktu menyendiri sama banyak dengan waktu berinteraksi dengan orang lain. Tapi perlu dicatat bahwa keinginan Lo untuk menyendiri sangat dipengaruhi oleh kepribadian Lo, artinya kepribadian orang bisa beda-beda banget, pun kebutuhan menyendiri diri Lo akan berbeda dengan orang lain. Preferensi Lo untuk menyendiri berperan dalam menentukan apakah sendirian akan memiliki efek positif atau negatif pada kebahagiaan Lo. Misalnya, kadang ekstrovert seringkali nggak suka sendirian, maka kebutuhan menyendiri akan lebih sedikit, sementara introvert cenderung lebih menyukainya.

Klikers, perlu digaris bawahi nih bahwa menyendiri dan kesepian adalah dua yang beda banget. Kesepian itu intinya adalah Lo terisolasi, nggak punya akses terhadap dukungan social yang Lo perlukan, atau keadaan-keadaan yang membuat Lo secara terpaksa menyendiri meskipun bisa jadi pada saat itu Lo menginginkan hubungan social. Sementara itu, menyendiri berarti meluangkan waktu untuk diri sendiri di antara interaksi sosial yang Lo punya.

Udah kebayang kan bedanya.

Coba gua ulangi sekali. Kesepian itu keadaan yang sebenarnya Lo pengen berinteraksi social, atau pengen punya hubungan-hubungan yang bermakna dalam hidup Lo, tapi pada saat kesepian Lo sulit dapat aksesnya. Sementara, kalau sendirian itu nggak selalu kesepian. Sendirian disini gue maksudkan lebih ke keadaan yang tidak terpaksa untuk menjauh dalam sebuah interaksi social. Alias, kalau sendirian itu Lo memang pengen sendirian, suatu saat ketika Lo sudah selesai dari waktu me-time yang Lo punya, Lo bisa aja akses relasi sosial sewaktu-waktu.

Nah apa sih manfaatnya mengambil jeda dari sebuah interaksi social? Ini dia manfaatnya.

Apa Manfaat Menyendiri Sesaat?

Manfaat meluangkan waktu untuk diri sendiri bisa jadi sangat berbeda satu orang dengan orang lainnya. Tapi, gue akan coba sebutkan beberapa manfaat dari melakukan me-time.

Photo by Micheile Henderson on Unsplash

Meningkatkan Konsentrasi dan Memori

Buat para ekstrovert, kerumunan itu seperti sumber energi yang berlimpah. Tapi, ada penelitian yang mengatakan bahwa ketika Lo bekerja dalam kelompok, Lo mungkin akan berusaha lebih sedikit untuk menghafal informasi yang penting, karena Lo berasumsi bahwa orang lain dalam kelompok akan mengisi celah itu. Nah, sementara itu mengerjakan sesuatu sendirian, terutama belajar hal-hal yang lo butuh pengulangan berdasarkan kecepatan, sendirian dapat membantu Lo memfokuskan perhatian.

Kreativitas

Brainstorming, tukar pendapat dan diskusi juga sering dilihat sebagai salah satu cara terbaik untuk menghasilkan ide-ide baru, tetapi ada juga nih tipe orang yang bekerja lebih baik dalam memecahkan masalah yang sulit ketika mereka bekerja sendiri, apalagi jika dia perlu waktu berpikir mendalam terhadap permasalahan itu.

Menjauh Malah Dekat

Percaya nggak sih Lo, kalau kita menjalin sebuah relasi dengan orang lain, kalau nempel terus dan nggak ada jeda waktu untuk sendirian, malah bikin sebuah hubungan kurang harmonis? Sebaliknya hubungan social akan menjadi lebih kuat ketika setiap orang meluangkan waktu untuk mengurus dirinya sendiri, bukan hanya mengurus relasi sosialnya. Bahkan dalam sebuah pertemanan, persahabatan dan dalam hubungan apapun, privasi dan jarak juga penting. Meskipun memiliki temen dan support system yang kuat itu penting untuk kesehatan mental yang Lo punya, tapi punya waktu untuk diri sendiri juga dapat membantu Lo lebih menghargai hubungan tersebut.

Berlatih Menjadi Empati

Penelitian menunjukkan bahwa waktu menyendiri dalam jumlah tertentu sebenarnya dapat membantu diri Lo untuk memiliki empati yang lebih besar kepada orang-orang di sekitar Lo. Tentu saja di masa Covid seperti sekarang ini, mendapatkan waktu sendirian nggak selalu mudah kalau Lo hidup di dalam rumah 24 jam bersama anggota keluarga lainnya. Apalagi sekarang-sekarang ini, ketika Lo sendirian, Lo mungkin nggak pernah berhenti berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan dalam kasus di mana Lo nggak bisa mendapatkan waktu sepenuhnya sendirian, mengurangi komunikasi digital untuk waktu yang singkat mungkin bisa membantu Lo memberi jarak dengan lingkungan sosial yang Lo punya. Ada sebuah penelitian menarik yang menemukan bahwa ketika remaja menjalani lima hari tanpa perangkat komunikasi, mereka meningkatkan kemampuan mereka untuk menafsirkan emosi dan ekspresi wajah. Jadi, memberi jarak dari lingkungan sosial di dunia maya juga bisa membuat Lo mengembangkan kemampuan sosial yang sebenarnya.

Merencanakan Me-Time

Photo by Leon Seierlein on Unsplash

Menjadi diri sendiri serta mengambil jeda untuk memahami diri sendiri nggak datang secara alami bagi semua orang. Ada yang berusaha keras untuk bisa menjadi diri sendiri yang otentik, sebagian bahkan kesulitan sekadar menemukan pendapatnya sendiri. Jika Lo terbiasa membuat diri Lo dikelilingi oleh teman dan keluarga dan orang-orang yang lain, yang sebenarnya nggak signifikan untuk didengarkan (misal komentar sosmed yang Lo ga tahu siapa orangnya), sepertinya Lo bisa mulai belajar menghargai waktu Lo yang tanpa gangguan dan celotehan siapapun, demi menemukan kepingan diri Lo yang tertutup bisingnya suara-suara orang lain.

Ini di acara agar Lo punya me-time untuk diri Lo sendiri.

Pertama, Membuat Rencana

Waktu menyendiri terbaik sering kali terjadi ketika Lo menyisihkan waktu tertentu untuk menyendiri. Bukan sebuah kondisi terpaksa yang membuat Lo merasa dikucilkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara Lo misal meluangkan akhir pekan sebagai me-time. Kalau selama ini Lo selalu dipenuhi agenda social, kenapa nggak coba Lo agendakan kegiatan untuk bersosialisasi dengan diri Lo sendiri sebagai salah satu agenda social?

Kedua, Hilangkan Gangguan

Saat me-time, kalau Lo tergoda untuk mulai melihat media social, Lo bisa mencoba mematikan perangkat yang berpotensi mengganggu. Jauhkan laptop dan ponsel Lo dan fokuslah melakukan sesuatu yang biasanya nggak dapat Lo lakukan sendiri. Misalnya melakukan hobi yang sudah lama terhantam kesibukan. Atau hal-hal lain yang sebelumnya sulit dilakukan sendirian.

Ketiga, Belajar Menghargai Kesendirian

Buat Lo yang terbiasa dikelilingi keramaian, kebisingan, ucapan dan tuntutan orang lain, mungkin ide sendirian terasa sangat asing, aneh dan nggak biasa. Apalagi dalam dunia yang selalu terhubung kayak sekarang ini, kayaknya aneh aja kalau kita “nggak eksis” atau menarik diri dari dunia persosmedan.

Menurut gue, pada awalnya mungkin terasa aneh, tapi detoks keramaian ini penting juga untuk membuat Lo segar kembali saat berinteraksi dengan orang lain. Dan yang pasti, temukan apa yang cocok untuk Lo, mekanisme kapan Lo balik ke dunia yang bising dengan kapan Lo menarik diri untuk sekedar mendengarkan kata hati. Cari mekanisme yang paling nyaman buat diri Lo. Pastikan bahwa Lo memiliki saat-saat teratur di mana Lo dapat mundur ke kondisi yang tenang ini.

Sepatah Kata Dari Klik.Klas

Photo by Girl with red hat on Unsplash

Terakhir, apakah Lo seorang introvert yang senang berada dalam kesendirian atau ekstrovert suka berteman dan bersosialisasi, gue pikir nggak ada salahnya meluangkan sedikit waktu berkualitas untuk diri sendiri untuk focus mengasah dan melihat ke dalam diri. Supaya lebih berkualitas, Lo perlu mengingat bahwa waktu sendirian ini adalah waktu diri Lo fokus pada diri sendiri dengan tujuan menumbuhkan minat yang udah lama terabaikan karena Lo sibuk sama urusan kuliah, atau buat menemukan inspirasi baru, mengenal diri Lo lebih baik, atau bahkan terlibat dalam istirahat dan relaksasi yang sangat dibutuhkan. Bahkan saat Lo sibuk, gunakan sedikit waktu untuk berdialog lebih baik dengan diri sendiri tanpa gangguan orang lain.

Klikers, ada kalanya proses bertumbuh itu tidak selalu di tempat yang ramai. Kadang pertumbuhan datang dari ketenangan jiwa dan raga. Jadi, untuk menjadi muda yang selalu bertumbuh setiap hari, menyediakan waktu dengan diri sendiri bisa jadi memunculkan sisi positif dari diri Lo yang nggak disangka sebelumnya.

Semoga kita jadi pribadi yang #selalubertumbuh

Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya

Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas

Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.

Tentang Penulis

Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A

Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir

Tulisan Ini Dibuat Dari Sumber Ilmiah Berikut

--

--

klik.klas
klik.klas

Written by klik.klas

Platform pengembangan diri di luar kelas yang asik. Mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk menjadi muda yang #SelaluBertumbuh setiap hari.

No responses yet