Jangan-Jangan Kita Udah Bodoh, Sok Tahu, dan Nggak Sadar Lagi!

klik.klas
8 min readJun 28, 2021

--

Pernah ga sih Lo melihat orang lain yang nggak kompeten, tapi pedenya minta ampun! Tapi, gimana kalau ternyata kita juga begitu?

Photo by Brandi Ibrao on Unsplash

Tahukah Lo bahwa hampir semua dari kita mengalami bias persepsi, yang artinya kita nggak seakurat yang kita pikir dalam memahami diri kita.

Salah satunya adalah kadang kita nggak sebaik/seburuk yang kita pikir. Saat Lo berpikir bahwa Lo telah melakukan sesuatu sangat baik, tetapi bisa aja, sebenarnya Lo nggak sebaik yang Lo pikirkan. Sebaliknya, saat Lo merasa nggak mampu, tapi pada kenyataannya Lo nggak seburuk yang pikirkan? Fenomena salah mengukur kemampuan diri sendiri ini disebut Dunning-Krugger Effect yaitu sebuah istilah yang disematkan saat kita luput mengukur kemampuan kita. Sekali lagi, efek Dunning-Kruger adalah jenis bias kognitif di mana Lo salah mengestimasi kemampuan diri Lo yang sebenarnya.

Istilah ini bermula dari penelitian Professor di bidang Psikologi Sosial, bernama David Dunning dan mahasiswa pasca sarjananya, Justin Krugger, dari Cornell University (Kruger dan Dunning, 1999). Penelitian mereka menguji beberapa sample terhadap kemampuan humor, bahasa dan matematika. Hasil penelitian ini menarik sebab mereka yang memiliki nilai paling rendah ternyata yang paling sering merasa sangat bisa mengerjakan soal tersebut. Maka nggak heran kalau judul artikel penelitiannya ini di jurnal internasional cukup menggelitik, “Udah Bodoh, Nggak Sadar Lagi”. Dunning Krugger Effect ini menyatakan bahwa keterbatasan kemampuan ini bukan hanya membuat mereka overestimasi kemampuan diri mereka sendiri tetapi juga gagal memahami diri mereka sendiri. Pemahaman diri yang rendah ditambah skill yang rendah menjadikan fenomena Dunning-Kruggrer ini makin menjadi-jadi. Seperti yang ditulis Charles Darwin dalam bukunya The Descent of Man, “Ketidaktahuan lebih sering menimbulkan kepercayaan daripada pengetahuan.”

Lalu, Dunning dan Krugger melanjutkan penelitiannya di berbagai domain kehidupan yang lain. Studi selanjutnya berusaha mengidentifikasi efek serupa di berbagai domain seperti, estimasi diri terhadap kemampuan bermain catur pada pemain catur, estimasi kemampuan pada ujian di kampus, estimasi kemampuan mengemudi masyarakat, estimasi pengetahuan keuangan pada para bendahara, dan bahkan estimasi kemampuan menggunakan senjata api di Amerika Serikat. Hasilnya benar-benar konsisten teman-teman, bahwa terjadi overestimasi bagi mereka yang malah kurang kompeten di bidang tersebut.

Mengapa Overestimasi Ini Terjadi?

Photo by Sam Moqadam on Unsplash

Jadi apa yang menyebabkan efek psikologis ini? Apakah beberapa dari kita emang terlalu bodoh untuk mengetahui betapa bodohnya diri kita? Mengapa orang yang bodoh cenderung lebih percaya diri dengan kemampuan mereka?

Dunning dan Kruger menyebutkan bahwa fenomena ini berasal dari apa yang mereka sebut sebagai “beban ganda kebodohan” Orang yang ‘bodoh’ nggak hanya membuat mereka nggak memiliki skill yang dibutuhkan, tetapi kebodohan ini merampas kemampuan mental mereka untuk menyadari betapa nggak kompetennya mereka.

Jadi, kalau Lo melihat ada orang yang nggak kompeten dan mereka semakin percaya diri dengan argumentasi mereka, melebih-lebihkan tingkat keterampilan mereka sendiri, gagal mengenali keterampilan dan keahlian orang lain, dan gagal mengenali kesalahan mereka sendiri. Ini fenomena terjelas Dunning-Krugger Effect.

Mungkin Lo berpikir, mengapa kita harus memiliki pemahaman diri tentang letak kelemahan dan kebodohan kita? Karena, Dunning telah menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan kita di suatu bidang, kita perlu tahu bahwa kita masih sangat kurang di bidang itu. Bahasa rumitnya gini, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi ahli dalam suatu tugas adalah kualitas yang sama persis yang dibutuhkan seseorang untuk mengenali bahwa mereka nggak pandai dalam tugas itu. Jadi, seseorang yang nggak tahu kalau diri mereka kurang mampu, selamanya akan duduk di situ-situ aja dan nggak mau belajar.

Dunning juga mengatakan bahwa pada dasarnya setiap orang punya konsep dirinya masing-masing yang membuat banyak fakta menjadi terdistorsi sesuai keyakinan diri itu saja. Overestimasi terhadap kemampuan diri ini bisa aja terjadi karena kita nggak mau menerima informasi yang bertentangan dengan pandangan kita terhadap diri kita sendiri. Jadi, kita seringkali hanya mau mengambil apa yang sesuai dengan konsep diri kita aja.

Alasan lainnya, kenapa seseorang jadi mudah merasa lebih mampu dari kemampuan aktual yang dia miliki adalah karena kurangnya feedback atas kemampuannya. Alhasil, karena kurangnya evaluasi dari orang lain yang lebih ahli, banyak orang merasa cukup dengan ini. Padahal, evaluasi dari orang lain penting agar kita bisa melihat diri kita dari secara lebih utuh.

Siapa Manusia-Manusia Bodoh dan Terlalu Pede Ini?

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Jadi siapa yang bisa aja terpengaruh oleh efek Dunning-Kruger ini? Sayangnya, kita semua. Nggak peduli seberapa pintar dan berpengalamannya kita, setiap kita punya area di mana kita nggak ahli di suatu bidang. Lo mungkin aja pintar dan terampil di banyak bidang, tetapi tetep aja Lo nggak mungkin ahli dalam segala hal. Dan, ini sesuai dengan hasil riset Dunning sendiri yang akhirnya mengumumkan bahwa fenomena overestimasi terhadap kemampuan diri sendiri ini hampir terjadi pada semua orang (termasuk Lo dan gue).

Kenyataan pahitnya adalah bahwa setiap orang rentan mengalami fenomena ‘bodoh, sok tahu dan nggak sadar diri’ ini. Lebih mencengangkan lagi adalah kita bahkan mengalaminya lebih sering daripada yang kita duga. Misal, Lo merasa sangat ahli di satu bidang dan Lo percaya bahwa kecerdasan dan keterampilan Lo akan sama tingginya di berbagai bidang lainnya, artinya Lo percaya kecerdasan Lo merembet ke semua hal dalam hidup Lo. Atau, Lo menganggap orang lain nggak sepintar dan terampil Lo, bisa aja ini juga overestimasi terhadap kemampuan Lo sendiri.

Kutukan Bagi Si Kompeten

Photo by Olav Ahrens Røtne on Unsplash

Jika ada orang yang nggak kompeten cenderung menganggap diri mereka ahli, lalu gimana pendapat mereka yang kompeten tentang kemampuan mereka sendiri? Dunning dan Kruger menemukan bahwa mereka yang berada di puncak kompetensi memang memiliki pandangan yang lebih realistis tentang pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri, namun, para ahli ini malah cenderung nggak percaya diri dan meremehkan kemampuan mereka sendiri dibandingkan dengan yang dilakukan orang lain yang lebih nggak kompeten.

Pada dasarnya, individu dengan kemampuan tinggi ini tahu bahwa mereka lebih baik daripada rata-rata, tetapi mereka terus memiliki kritik internal yang tinggi sehingga terus menerus merasa nggak yakin seberapa baik mereka dibandingkan dengan orang lain. Masalahnya, dalam hal ini, bukannya mereka nggak tahu seberapa baik mereka, tapi hal ini karena mereka yang kompeten cenderung percaya bahwa mereka ini biasa saja, dan orang lain juga sama kompetennya dengan mereka. Mereka percaya bahwa semua orang bisa seperti mereka. Jadi, mereka biasa-biasa aja daripada yang seharusnya.

Cara Mengatasi Efek Dunning-Kruger?

Photo by Clark Tibbs on Unsplash

Fenomena ini terkesan sederhana tapi bisa berimbas besar pada banyak domain hidup kita. Misal, efek Dunning-Krugger di sekolah, yang pintar malah suka underestimate dirinya, yang bodoh malah suka overestimasi. Di dunia politik misalnya, mereka yang kompeten cenderung menganggap yang yang tidak kompeten berkemampuan sama dengan mereka, karena ia merasa semua orang bisa mencapai kompetensi yang dimilikinya. Sementara, yang bodoh bisa naik ke hirarki atas karena dia percaya dia bisa dan si kompeten merasa dia tidak bisa. Dunia bisa terbolak-balik karena ini.

Lantas adakah yang bisa meminimalisir fenomena ini? Apakah ada titik di mana orang yang tidak kompeten benar-benar mengenali ketidakmampuan mereka sendiri?

Mempelajari Bias Persepsi Membantu, Lho!

Photo by Angus Gray on Unsplash

Karena kita semua cenderung mengalami bias persepsi terhadap diri kita. Maka, belajar lebih banyak tentang bias-bias pikiran yang berbahaya merupakan satu langkah maju yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pola-pola ini. Beberapa di antaranya adalah efek Dunning-Krugger, polarisasi pikiran, hitam atau putih dan lain sebagainya yang sebelumnya udah gue tulis.

Terus Belajar

Photo by Headway on Unsplash

Setelah Lo tahu bahwa kita cenderung overestimasi pada hal-hal yang nggak kita mampu, maka kita perlu meningkatkan belajar kita terhadap domain yang Lo anggap kurang baik ini. Saat Lo udah semakin berpengalaman dengan bidang ini, biasanya persepsi kita jadi realistis. Misal, ketika Lo lebih banyak tentang topik yang Lo minati, Lo mulai menyadari kurangnya pengetahuan dan kemampuan Lo sendiri.

Jadi, apa yang dapat Lo lakukan untuk mendapatkan estimasi kemampuan yang lebih realistis jika Lo nggak yakin dapat mempercayai penilaian diri Lo sendiri?

Klikers, teruslah belajar dan berlatih. Daripada Lo beranggapan bahwa Lo tahu semua hal mending Lo terus belajar dan terjun lebih dalam dalam topik tersebut. Setelah Lo memperoleh pengetahuan yang lebih besar tentang suatu topik, semakin besar kemungkinan Lo untuk memahami bahwa betapa banyak yang masih harus dipelajari. Ini dapat memerangi kecenderungan untuk menganggap diri Lo berkemampuan lebih pada seharusnya.

Evaluasi Diri Ke Para Ahli

Photo by Felicia Buitenwerf on Unsplash

Efek Dunning-Krugger ini lahir dari pemahaman diri yang rendah. Maka, cara lain yang efektif adalah meminta masukan dari orang lain yang Lo anggap ahli. Meminta kritik dan saran kadang menyakitkan, tapi masukan ini akan menjadi kesempatan yang berharga untuk semakin berkembang. Selain itu, terus pertanyakan apa yang Lo tahu. Apakah yang Lo tahu ini sudah cukup? Terus pertanyakan dan tantang diri Lo sendiri untuk mencari sesuatu yang baru. Karena, kita cenderung mengambil apa yang kita anggap sesuai dengan diri kita aja, maka terus mempertanyakan kualitas diri adalah sesuatu yang penting untuk menghindar jadi orang yang sudah bodoh dan nggak tahu dirinya bodoh.

Sepatah Kata Dari Klik.KLas

Photo by Attentie Attentie on Unsplash

Efek Dunning-Kruger adalah salah satu dari banyak bias kognitif yang dapat mempengaruhi perilaku dan keputusan Lo, keputusan-keputusan yang biasa aja hingga yang mengubah hidup Lo. Meskipun mungkin Lo lebih mudah untuk mengenali fenomena ‘bodoh, tapi nggak tahu kalau dirinya bodoh’ pada orang lain, penting untuk diingat bahwa menjadi bodoh dan sok tahu adalah sesuatu yang bisa aja sekarang sedang Lo alami. Dengan memahami fenomena ini, gue harap kita menjadi pribadi yang semakin siap belajar dan bertumbuh setiap hari.

Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya

Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas. Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.

Tentang Penulis

Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A

Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir

Tulisan Ini Lahir Dari Tulisan Lainnya

Kruger, J. and Dunning, D. (1999). Unskilled and unaware of it: How difficulties in recognizing one’s own incompetence lead to inflated self-assessments. Journal of Personality and Social Psychology, 77(6), p121–1134.

Dunning, D. (2017, June 14). We are all confident idiots. Retrieved from https://psmag.com/social-justice/confident-idiots-92793

Psychology Today. (n.d.). Dunning-Kruger effect. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/basics/dunning-kruger-effect

Psychology Today (n.d.) What is cognitive dissonance? Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/basics/cognitive-dissonance

Dunning, D. We are all confident idiots. Pacific Standard; 2014.

Dunning, D. Chapter five: The Dunning-Kruger effect: On being ignorant of one’s own ignorance. Advances in Experimental Social Psychology. 2011;44;247–296. doi: 10.1016/B978–0–12–385522–0.00005–6.

Ehrliner, J, Johnson, K, Banner, M, Dunning, D, & Kruger, J. Why the unskilled are unaware: Further explorations of (absent) self-insight among the incompetent. Organ Behav Hum Decis Process. 2008;105(1):98–121. doi: https://doi.org/10.2139/ssrn.946242.

--

--

klik.klas
klik.klas

Written by klik.klas

Platform pengembangan diri di luar kelas yang asik. Mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk menjadi muda yang #SelaluBertumbuh setiap hari.

Responses (1)