Apakah Lo ada ketakutan (meski sedikit) akan reaksi yang tepat saat Lo bertemu kembali dengan teman-teman Lo?
Apakah Lo merasa jadi penuh ketegangan akan gimana cara bereaksi yang tepat atau gimana yang berperilaku di tempat umum?
Apakah Lo merasa cemas saat berlama-lama dalam keramaian?
Apakah Lo mengalami kesulitan menerjemahkan pesan-pesan tersirat dari gestur orang lain saat Lo berinteraksi dengan mereka setelah covid ini?
Apakah Lo merasa lebih waspada akan tingkah laku Lo saat bertemu banyak orang dibandingkan sebelum covid?
Apakah Lo mulai mencari alasan untuk menghindari pertemuan sosial, seperti mengatakan bahwa Lo terlalu lelah atau lainnya?
Atau, apakah Lo mulai lebih memilih aktivitas menyendiri daripada aktivitas sosial, padahal sebelumnya Lo lebih nyaman menghabiskan waktu bersama teman?
Bisa jadi, apa yang Lo alami adalah kecemasan sosial setelah setahun lebih di rumah saja. Yuk, kita bahas lebih lanjut kecemasan sosial yang rentan terjadi setelah lebih dari setahun di rumah saja.
***
Sudah lebih dari satu tahun kita menghadapi Covid 19. Tahun ini berbagai program vaksinasi telah diluncurkan, pembatasan sosial berskala besar telah dicabut pada banyak tempat, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan telah dimulai kembali. Meski sebagian besar dari kita sangat menantikan kembalinya kehidupan normal, seperti bertemu siapa saja tanpa batasan, tetapI ada sebagian lainnya yang mengalami kecemasan saat harus bertemu dan bergaul kembali.
Buat Lo yang sudah memiliki kecanggungan sosial sebelum pandemi, Lo bisa jadi mulai gelisah ketika berbagai pertemuan dan temu sosial kembali digelar. Apalagi ada wacana sekolah dan kampus akan menjalankan pertemuan campuran(sebagian online dan offline). Lo dengan kecanggungan sosial bisa jadi merasa seperti ditarik dari gelembung Lo yang nyaman, zona Lo, yang selama setahun ini Lo tinggali.
Lo bisa juga bertanya-tanya dalam hati Lo, “Gimana caranya bicara sama orang lain ya, nyari topik apa, dan nanti kalau papasan gimana?”
“Gimana caranya gue bisa menikmati acara-acara yang mengharuskan gue dateng ya, seperti reuni, temu organisasi, dan kelas?”
“Gimana caranya supaya gue bisa cair ke orang baru ntar kalau di kampus, atau kalau papasan sama guru, temen, atau lainnya, apa yang harus gue lakukan ya?”
Dan berbagai pertanyaan lainnya yang bisa jadi menghantui Lo dan membuat Lo semakin cemas.
Efek Isolasi
Penelitian dengan populasi terisolasi seperti tentara, astronot, dan tahanan memberi tahu kita bahwa keterampilan sosial dapat mengalami atrofi alias penurunan kemampuan seperti otot yang nggak digunakan. Jika Lo terisolasi dari orang lain untuk waktu yang lama, maka wajar jika akhirnya Lo akan merasa canggung secara sosial, cemas, dan nggak dapat mentolerir interaksi sosial seperti dulu.
Sebuah penelitian menunjukan bahwa orang-orang dengan kerjaan atau kondisi yang minim dari interaksi sosial, seperti astronot dan rentang mengalami penurunan sosial, karena kemampuan sosial itu seperti skill yang akan semakin membaik ketika semakin banyak dilatih. Dalam situasi Covid seperti saat ini, sebagian besar dari kita terisolasi dalam waktu yang cukup lama, sehingga akhirnya Lo akan merasa canggung secara sosial dan intensitas sosial yang dulu dianggap wajar, sekarang menjadi merasa terlalu intens.
Apakah Lo sendirian merasakan kecemasan sosial setelah pembatas berskala besar dicabut? Tenang, Lo nggak sendirian. Dalam situasi seperti ini, kecemasan sosial bisa jadi adalah fenomena kolektif setelah semua orang mengalami penurunan interaksi tatap muka secara langsung.
Mengapa Kita Butuh Berinteraksi Sosial
Kontak sosial, menurut teori evolusi merupakan bagian dari upaya bertahan hidup yang membantu kita untuk melanjutkan kehidupan, misalnya dengan cara berkelompok dan saling membantu satu sama lain. Apalagi di masa dimana manusia masih berburu, berkelompok adalah salah satu cara melawan predator. Mereka yang nggak berkelompok dan nggak mendapat dukungan sosial akan lebih mudah gagal dalam upaya bertahan hidup.
Lalu, gimana di jaman modern ini? Meskipun banyak hal yang nggak sama di zaman modern ini, kebanyakan orang masih memiliki naluri biologis untuk berafiliasi dengan orang lain dan membentuk jejaring sosial. Bahkan, bagi yang introvert sekalipun, pasti ingin memiliki hubungan sosial yang bermakna meskipun nggak sebanyak para ekstrovert. Artinya, hubungan sosial sangat bermakna dan berkaitan dengan kesehatan mental, emosional dan fisik kita.
Kecanggungan Sosial Bukan Kecemasan Sosial
Apakah kecanggungan sosial sama dengan kecemasan sosial (social anxiety)? Pada dasarnya, kecemasan sosial adalah level yang jauh lebih parah dari sekadar kecanggungan sosial. Kecemasan sosial lebih kepada rasa sakit yang sangat, perasaan seperti kehilangan oksigen, dan terasa seperti kehabisan udara di paru-paru saat terjadi sebuah interaksi sosial. Ibaratnya, mereka dengan kecemasan sosial akan seperti ikan yang keluar dari air.
Sementara itu, kecanggungan sosial adalah sebuah situasi dimana Lo belum terbiasa dengan interaksi sosial. Perlu waktu untuk menyesuaikan diri kembali supaya bisa berfungsi seperti sedia kala. Sebab, kenyataannya adalah bahwa beberapa orang akan menjadi lebih baik seiring bertambahnya waktu.
APA YANG HARUS LO LAKUKAN?
Jika Lo khawatir akan gimana caranya Lo bisa melatih dan meningkatkan keterampilan sosial Lo. Beberapa cara ini bisa Lo lakukan.
Pertama, Mulai Dari Mendengarkan
Lo bisa mulai dengan keterampilan mendengarkan dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan memperhatikan apa yang dikatakan oleh orang lain. Lo nggak harus menyiapkan segudang cerita super seru dari hidup Lo yang bisa aja akhirnya membuat Lo cemas. Cukup dengarkan dengan baik apa yang orang lain katakan. Lo bisa merespon dengan pertanyaan (kalau nggak tahu mau cerita apa dari hidup Lo) sehingga orang lain merasa didengarkan.
Mungkin di benak Lo mendengarkan ini mudah. Tapi, sebenarnya nggak semudah yang Lo kira. Jadi, berlatihlah dari mendengarkan dengan baik terlebih dahulu.
Kedua, Pelan-Pelan, Jangan Ingin Langsung Sempurna
Kalau Lo ingin memulai kembali mengaktifkan kehidupan sosial Lo tapi Lo canggung, jangan memaksakan diri untuk langsung memulai dengan durasi dan skala yang besar. Lo bisa juga memulai dengan ketemuan sama temen-temen baik yang Lo nyaman, kalau udah mulai biasa, Lo bisa meluaskan area pergaulan Lo dan dengan durasi yang lebih lama.
Jika Lo merasakan perasaan cemas karena udah lama nggak berinteraksi dengan orang lain, pahamilah bahwa perasaan seperti ini benar-benar normal dan Lo nggak sendirian. Kecanggungan ini akan hilang semakin lama Lo berinteraksi dengan masyarakat. Namun, jika kecemasan sosial Lo nggak kunjung hilang dan semakin parah, bisa jadi Lo telah mengembangkan masalah kesehatan mental yang lebih dalam.
Ketiga, Kembangkan Cara Lo Sendiri
Setiap orang punya kondisi dan situasinya masing-masing. Ingat saran yang diberikan oleh orang lain, bukan berarti akan langsung cocok dengan kondisi yang Lo alami. Maka, kembangkan cara Lo sendiri untuk beradaptasi dengan kehidupan baru. Sebagai muda yang selalu bertumbuh, mengembangkan gaya adaptasi Lo akan membuat Lo menemukan kekuatan-kekuatan baru Lo dalam menghadapi tantangan.
Sepatah Kata Dari KlikKlas
Jika selama ini, pembatasan sosial dalam skala diri sendiri atau besar membuat Lo merasa canggung secara sosial, sekali lagi gue mau menyakinkan diri Lo bahwa Lo nggak sendirian. Seiring berjalannya waktu, semua akan kembali beradaptasi seperti sedia kala, termasuk dalam keterampilan sosial. Adaptasi itu perlu waktu dan wajar jika banyak kesulitan dalam prosesnya. Untuk selalu bertumbuh setiap hari, Lo perlu menghadapi realitas yang ada di depan mata, termasuk keadaan baru yang memaksa Lo untuk beradaptasi kembali. Jangan takut mencoba ya, Klikers!
Kunjungi Media Sosial Klik.Klas Lainnya
Jangan lupa ikuti terus update kabar Klik.Klas di Instagramnya juga klik.klas. Atau lo mau dengerin versi podcastnya? Bisa banget! Klik di sini.
Tentang Penulis
Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi, M.A
Salam kenal gue Fakhi. Gue merupakan peneliti dan ilmuwan psikologi sosial yang menyelesaikan studi S1 hingga S2 di Fakultas Psikologi UGM. Yuk baca dan cari lebih dalam tulisan-tulisan gue di Instagram @fakhirah.ir
Tulisan Ini Lahir dari Tulisan Lainnya
Oluwafemi FA, Abdelbaki R, Lai JC, Mora-Almanza JG, Afolayan EM. A review of astronaut mental health in manned missions: Potential interventions for cognitive and mental health challenges. Life Sci Space Res (Amst). 2021;28:26–31. doi:10.1016/j.lssr.2020.12.002