“Let us treat tomorrow with today. Stop for now, but don’t hide in the shadow”
Siapa di sini yang army BTS?! wuhuuu angkat tangan.
Buat lo yang army maupun nggak, kalau lo mengamati trending Youtube di bulan Desember 2020 lalu, pasti lo ngelihat sebuah single judulnya “Life Goes On” by BTS yang terus menerus menduduki trending topik music dunia, yang hingga gue nulis artikel ini telah ditonton 154 juta kali.
Life goes on sekaligus menjadi single yang katanya liriknya bener-bener menyemangati seantero army BTS untuk terus bertahan dan terus semangat menanti hari esok di tengah berbagai peristiwa di tahun 2020 yang kurang menyenangkan ini.
Apa yang bisa kita pelajari dari lirik single ini?
Single ini seperti mengajak kita flashback bagaimana pada akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 saat Covid 19 menyerang dunia, kemudian seluruh dunia melakukan pembatasan sosial berskala besar, dampaknya membuat dunia terasa berhenti sejenak. Lalu, berbagai peristiwa yang kurang menyenangkan terus hadir di depan kita dan kita dipaksa untuk terus berlari dan bertahan di tengah ketidakidealan.
Mungkin sejak saat itu, ada sebagian dari kita yang merasakan ekonomi keluarga tidak stabil sebagaimana sedia kala, ada anggota keluarga yang masih terpaksa berkegiatan di luar rumah, ada yang berjuang menyelesaikan segala macam tugas praktikum dan kuliah meskipun dengan peralatan seadanya yang ada di rumah, atau bahkan berjuang untuk tetap semangat karena di rumah aja, tidak sesederhana kata “aja”.
Mungkin sebagian besar dari lo merasakan sebuah pertanyaan besar, “Kapan ini akan berakhir?” “Kapan dunia Kembali normal?” “Kok seperti nggak ada jalan keluar ya?” Bisa jadi ada sebagian dari lo juga yang mau menyerah dan memutuskan untuk menarik diri dari pergaulan, merasa kehabisan energi, emosi yang nggak terkendali, dan segala macam perasaan negatif yang membuat lo terus merasa semakin terpuruk.
Nah, ada yang gue benarkan dari salah satu dari lirik lagu BTS yang akan gue bahas hari ini, yaitu sebuah lirik yang berbunyi, “Let us treat tomorrow with today. Stop for now, but don’t hide in the shadow,” yang artinya, “Yuk gue elo menyikapi masa depan dengan hari ini. Boleh berhenti sekarang, tapi jangan sembunyi di balik bayangan.”
Mindfulness, Be Here and Now!
Dari sini, gue sebagai anak psikologi teringat sebuah konsep penting untuk mengurangi kecemasan yaitu sebuah konsep mindfulness. Mindfulness adalah sebuah kondisi di mana kita menikmati apa yang sedang kita lakukan. Mindfulness itu L nya satu yaa. Bukan mind full yang artinya pikiran penuh ya wkwkwk. Hati-Hati ketuker.
Mindfulness adalah sebuah konsep dimana kita lebih be here and now, lebih engage, lebih sadar, lebih menikmati dan menyelami apa yang kita lakukan. Mindfulness adalah lawan dari sebuah kondisi autopilot, otomatis, dan rutin yang membuat kita nggak lagi menikmatinya kegiatan dan aktivitas kita dengan sadar sepenuhnya, tetapi hanya seperti robot yang kering karena kerja nggak pakai kesadaran dan hati.
Gue tahu, hidup di dunia yang serba cepat ini, gue dan elo, kita semua dipaksa untuk bekerja sefektif dan seefisien mungkin. Untuk mengurangi energi yang besar, otak didesain mengembangkan sebuah cara mengatur energi yang sangat efisien yaitu meng-autopilot-kan diri kita dengan kegiatan-kegiatan yang kita biasa lakukan.
Penelitian membuktikan bahwa otak akan mengembangkan sebuah mekanisme autopilot supaya energi otak lebih efektif, sebab sesuatu yang sudah biasa dilakukan membuat otak nggak perlu repot untuk berpikir. Aktivitas yang sudah biasa dilakukan memang membuat otak punya jobdesk yang lebih enak, karena hanya menggunakan energi berpikir yang rendah, jadi energinya bisa disimpen buat yang lain lagi.
Kebiasaan-kebiasaan kita pastinya sudah punya trace atau jejak tersendiri di otak, sehingga jalur ingatan ini lebih kuat dan sangat mudah diakses kembali. Kebiasaan-kebiasaan kita juga masuk ke sebuah mekanisme alam bawah sadar. Saat kita ngerjain sesuatu saking udah kebiasaan banget, aktivitas itu akan dimasukkan sebagai aktivitas yang otomatis secara nggak sadar bisa kita lakukan.
Contohnya lo pernah nggak secara otomatis langsung buka hape setelah lo bangun tidur, atau lo buka Instagram secara nggak sadar. Atau kalau gue nih sering nggak sadar tiba-tiba gue udah nyampe kampus aja. Yang kalau gue ditanya, tadi pas berangkat ketemu siapa di jalan, gue akan menggeleng dan menjawab, “Gue nggak tahu bro, gue sampai sini aja gue udah nggak pakai mikir karena saking biasanya,” Artinya kebiasaan gue berangkat kampus udah otomatis banget, saking kebiasaannya banget, gue udah pakai mikir gimana caranya ke kampus. Nyetir juga udah kebiasaan banget, sampai gue nggak pakai mikir gimana caranya gue pakai helm sampai cara ngegas. Ini yang dimaksud, saking kebiasaan banget, kita bisa jadi nggak sadar melakukannya.
Nah, mindfulness ini kebalikan sama alam bawah sadar. Orang yang mindfulness akan berusaha mengerjakan sesuatu dengan penuh kesadaran. Tentu saja ini nggak mudah dilakukan bagi kita yang hidup di zaman yang menuntut kecepatan. Kecepatan membuat kita cenderung mengembangkan sebuah mekanisme penyimpanan energi, salah satunya dengan cara mengotomatiskan segala tindakan kita.
Akhirnya aktivitas kita terasa kering dan nggak bermakna karena rutinitas mencabut sebagian besar dari waktu kita untuk menikmati sesuatu secara mendalam. Sesuatu yang otomatis seringkali membuat kita lupa betapa berharganya apa yang kita lakukan ini, betapa pentingnya aktivitas kita, sampai kita seakan dituntut untuk terus-terus menghasilkan sesuatu sampai lupa mensyukurinya.
Lalu gimana caranya supaya kita bisa lebih menikmati aktivitas kita?
Latihan menikmati apa yang sedang dikerjakan
Prinsipnya mindfulness adalah melawan autopilot dalam kegiatan sehari-hari yang menuntut kita untuk lupa menikmati aktivitas kita.
Misalnya hari ini, gue setelah membantu mengerjakan urusan domestic di rumah, gue baru sadar bahwa ada sebuah tumbuhan liar yang bagus di halaman kecil samping rumah gue.
Gue bicara sama diri gue sendiri, “Kok gue nggak pernah lihat ya? Gue kemana aja ya? Padahal gue selalu lewat taman ini kalau mau ke area dapur belakang,” Artinya gue selama ini, bersih-bersih rumah, bantuin kerjaan rumah dengan system otomatis, gue nggak mindfulness sama pekerjaan gue, sehingga gue nggak sadar ada banyal hal indah di sekitar gue.
Latihan bisa dimulai dari hal kecil, seperti menikmati sarapan lo dengan tenang, merasakan setiap kunyahan yang mungkin sedam diidam-idamkan oleh orang lain. Saat lo minum rasakan air yang segar itu mengalir ke tenggorokan begitu segarnya.
Kemudian, lo tahu hari ini ada deadline dan lo harus mengerjakan banyak hari ini. Lo nikmatin setiap waktu lo ngerjain pekerjaan itu. Suara tuts keyboard lo yang berbunyi saat lo tekan huruf per huruf, suara gesekan pena dan kertas, lo nikmati setiap pesan yang lo kirim ke temen-temen lo dalam mengkoordinir sebuah tugas kelompok. Lo deketin telapak tangan ke dada dan menikmati debur jantung lo yang berdetak lebih cepat karena deadline semakin dekat. Tarik napas dan mulai kerjakan lagi.
Atau lo bangun pagi, kemudian tugas rutin lo adalah membantu membereskan rumah. Lo nikmatin setiap hal yang elo lakukan, elo pernah nggak misalnya, cuci piring dan menikmati spons yang lo genggam dan wangi lemon dari cairan pencuci piring.
Be mindfulness, masuk ke dalam dan nikmati apa yo lakukan.
Saat lo bertemu dengan hal-hal sederhana yang rutin, tapi kalau dinikmati sepenuh hati, lo akan menemukan bahwa banyak hal yang tidak sebiasa yang biasanya.
Latihan untuk meminimalkan distraksi
Distraksi itu bisa lahir dari mana aja, baik internal maupun eksternal.
Kalau dari eksternal, coba lo bikin sebuah mekanisme berapa menit lo boleh buka hape dan berapa menit lo focus kerja. Mindfulness memang berkaitan sama be here and now, yang artinya, lo focus dan menikmati kerjaan lo tanpa distraksi yang kurang relevan sama kerjaan lo.
Selain itu, lo tahu kan, kecemasan itu biasanya hadir dalam bentuk ketakutan akan sesuatu yang belum terjadi secara ekstrim. Misalnya lo lagi ngerjain tugas kuliah dan persiapan menuju akhir semester 1 lo. Tapi lo tiba-tiba kepikiran nanti semester dua dosennya killer-killer nggak ya, gue besok kalau semester dua apa akan lebih banyak begadang untuk ngerjain tugas, apakah praktikumnya lebih banyak ya, dan segala macam pertanyaan lainnya yang belum waktunya lo khawatirkan. Minimalkan distraksi pikiran-pikiran itu dengan mengatakan ke diri sendiri, “Gue akan memikirkan itu nanti, sekarang gue mau ngerjain laporan dulu, dan gue belum mau memikirkan sesuatu kecuali tugas gue dulu,”
Lo bisa latihan mindfulness dimulai dari beberapa hal dalam hidup lo. Contohnya gue sekarang nih saat menulis skrip ini, gue menikmati betul setiap kata yang gue tulis. Gue mendengar keyboard gue berbunyi cetak cetak, dan diikuti sebuah iringan music ringan yang jadi temen nulis gue. Gue juga menikmati betul setiap kata-kata yang diucapkan saat nge-take audio podcast ini. Gue menjauhkan diri dari handphone sejenak dalam proses ini sambal berdoa semoga podcast ini bisa nyampe ke hati para pendengar sekalian.
Manfaat Mindfulness
Apa hubungannya mindfulness sama kecemasan? Mindfulness sekali lagi merupakan sebuah konsep menikmati apa ada di tangan kita sekarang.
Kalau dalam dunia psikologi professional, konsep mindfulness sudah bertahun-tahun lamanya dipraktikan sebagai salah satu terapi melawan stress. Dan berbagai penelitian membuktikan bahwa proses menikmati hari ini, berusaha untuk menyadari hari-hari kita, mensyukuri, dan menahan pikiran tentang hal-hal yang belum terjadi adalah salah satu cara relaksasi yang efektif buat si pencemas.
Ketika lo berusaha untuk be here and now, napas lo akan lebih teratur lawan, kebalikan nafas yang terasa sesak saat kita lagi stress. Dengan mindfulness, be here and now, lo akan mempunyai rasa kesadaran yang lebih tinggi, sensasi tenang, kalem, pikiran yang lebih jernih dan rileks.
Penelitian juga membuktikan dengan belajar be here and now, lo sedang belajar melakukan regulasi emosi. Kok bisa? Bisa. Artinya lo sedang mencoba membuat zona di mana lo boleh cemas dan nggak. Lo sedang melatih si emosi untuk tahu diri. Lo sedang melatih diri lo untuk tidak dikendalikan oleh emosi. Dengan cara lo mencoba mensetting zona untuk menikmati apa yang lo lakukan hari ini, lo melatih kecemasan lo tentang masa depan untuk dipikirkan nanti setelah lo selesai melakukan suatu pekerjaan yang lagi lo nikmatin sekarang.
Lo juga melatih diri untuk mengembangkan sebuah cara bersyukur dengan hal-hal kecil setiap hari, karena lo mulai dengan sadar menikmati segala hal di sekitar lo dengan lebih dalam lagi. Lo makan dengan sadar misal makan siang hari ini lauknya adalah tempe tahu dan sayurnya adalah sayur bayam. Lo tahu gimana rasa tempe menyatu dengan kuah sayur bayar yang segar. Lo mengunyah dengan tenang. Lo menikmati kesegaran air minum yang lo minum setelah makan. Pada saat lo mindfulness saat makan, lo sedang melawan kebiasaan yang sekadar ambil makan, ngerjain makan sambil ngerjain ini itu yang kadang nggak mendesak, seperti main hape, lihatin Instagram, atau sekadar scroll nggak jelas. Hal ini secara nggak langsung akan membuat lo menjadi pribadi yang lebih apresiatif dengan apa yang dipunya. Lo akan merasa lebih sadar, oh ternyata bayam itu rasanya bisa manis juga ya. Ternyata rasa tempe kantin ini itu kayak gini ya yang sebelumnya lo nggak pernah notice dengan baik.
Buat gue elo yang mahasiswa, mempraktekkan mindfulness bisa buat kita menjadi pribadi yang tenang, memiliki penerimaan diri yang baik, memiliki rasa sabar yang lebih tinggi, dan meningkatkan kualitas pertemanan (Solhaug, Eriksen, de Vibe, Haavind, Friborg, Sørlie, & Rosenvinge, 2016).
Penelitian MacDonald & Baxter (2016) juga menunjukkan kalo anak sekolah dan kuliahan yang lebih be here and now, mereka punya rasa kontrol diri yang bagus. Artinya dia tahu kapan harus ngegas dan ngerem, yang mana kemampuan kontrol diri yang baik berkaitan sama kedisiplinan diri yang penting dalam meraih kesuksesan.
Kesimpulan
Dengan segala kejadian yang kurang menyenangkan dalam hidup kita. Dengan segala rutinitas yang terasa hampa dan kering. Kita bisa menyikapinya dengan lebih menikmati hari ini. Biarlah kecemasan lo takut dapat dosen killer di semester depan, lo pending dulu. Nikmati dulu tugas lo yang sekarang. Biarlah uang kuliah yang harus dicari di semester depan, dipikirkan setelah lo menyelesaikan ujian akhir semester ini. Kecemasan lo soal ini itu, dipending dulu setelah makan, setelah lo ngurusin kerjaan wajib lo hari ini.
Memang benar, setiap hari pasti kita akan berhadapan dengan masalah baru. Tapi, masalah dan tantangan besok, mari kita tempatkan untuk kita pikirkan besok. Energi kita, kita fokuskan dulu menyelesaikan masalah hari ini. Masalah rumah, kita letakkan pada tempatnya, kalau sekarang lo sedang mengerjakan pekerjaan kampus, focus dan mindul dulu sebentar.
Klikers, sebagai pribadi yang selalu bertumbuh kita nggak bisa mengontrol segala sesuatu di dunia ini. Tetapi, kita bisa mengontrol diri kita sendiri termasuk dengan mencoba lebih be here and now, kecemasan yang belum perlu dipikirkan hari ini, kita pending dulu, dan kita focus dengan apa yang sedang kita lakukan. Yeah, close your eyes for a moment. Life goes on! But, its okay to close your eyes for a moment.
So guys!
Ayo berusaha untuk #selalubertumbuh dengan ikuti update regular KlikKlas via berbagai platform media sosial Klikers. Lo bisa akses instagramnya @KlikKlas, atau cek Podcastnya.
Salam #selalubertumbuh! KlikKlas! Belajar Luar Kelas!
Penulis
Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi., M.A (Cand)
Penulis biasa dipanggil Fakhi. Ia menyelesaikan studi S1 dan S2 Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Fakhi banyak menulis di berbagai tempat! Yuk sapa Fakhi melalui instagramnya @fakhirah.ir
Sumber
https://genius.com/Genius-english-translations-bts-life-goes-on-english-translation-lyrics
https://positivepsychology.com/benefits-of-mindfulnessness/
https://psychcentral.com/lib/six-myths-about-stress/
https://www.mindfulness.org/take-a-mindfulness-moment-5-simple-practices-for-daily-life/